oleh : Aurakasih Cetaanjali Tanama Putra

Wahai tuan, siapakah dia yang kini sedang bersandar di sana? 

Wahai tuan, siapakah dia yang kini memejamkan mata indahnya

Wahai tuan, siapakah dia yang kini sedang mengulum senyum manisnya? 

Wahai tuan, siapakah dia yang hampir sempurna itu? 

Read more ...

Sekolah, tempat di mana aku tumbuh,

Bukan hanya sekedar bangunan batu.

Di sini aku belajar, bermain, dan berkembang,

Menjadi diriku yang lebih baik, lebih terang.

Ruang kelas, koridor, dan lapangan luas,

Menjadi saksi bisu perjalananku yang penuh rasa.

Guru-guru yang sabar membimbing langkahku,

Membuka cakrawala, membuatku lebih tahu.

Teman-teman yang setia menemaniku,

Suka duka kita lalui bersama-sama.

Sekolah, tempat di mana aku menemukan keluarga,

Rumah keduaku, tempat aku merasa aman dan nyaman.

Setiap hari aku datang dengan semangat baru,

Menantikan petualangan dan pengalaman yang tak terduga.

Sekolah, engkau telah menjadi bagian dari diriku,

Tempat di mana aku belajar, tumbuh, dan menjadi diriku.

Oleh: Aurakasih Cetaanjali Tanama Putra

Derap langkah kaki

Menaungi gelapnya hari

Detik menjadi temponya

Menapak dengan teguh

Badan yang menjulang

Bagai tiang lampu jalan

Kokoh menerangi

Untuk mereka yang berlalu lalang

Namun tak ada yang tahu

Besi itu sudah tua

Tubuhnya rapuh

Sudah tak sanggup menanggung beban

Tugasnya untuk menerangi

Membantu mereka yang ada

Namun, tak ada yang membantunya

Sendirian

Kesepian

Sudah tak kuasa menahan

Dia roboh

Meninggalkan jeritan

Dari mereka yang tiba tiba muncul

Entah dari mana

Oleh: Nyoman Indah Mallory

Kota yang berdenyut kehidupan

Di setiap sudutnya, cerita tercipta tanpa batas

Jalanan riuh bagaikan alur waktu yang tak pernah terhenti

Bangunan tua berbicara tentang sejarah yang dulu terbentuk

Gunung Tangkuban Perahu megah berdiri

Menatap langit biru sebagai penjaga kota

Malam menghampiri, lampu-lampu bercahaya

Seakan bintang di bumi menari dengan gemilang

Kuliner meriah yang aromanya mengejutkan indera

Dari soto hingga batagor, cita rasa menyatukan

Bandung, kota yang memiliki warnanya sendiri

Tak hanya kota, namun tentang karya seni yang hidup