We have 81 guests and no members online
Oleh : Nyoman Indah Mallory
Suasana malam yang gelap menyelimuti desa kecil di tepi hutan. Di tengah desa terdapat sebuah rumah tua yang ditinggalkan oleh penduduknya. Rumah itu dikenal sebagai “Rumah Angker” karena kabarnya sering terjadi kejadian aneh di dalamnya. Seorang remaja bernama Serena sangat penasaran dengan cerita-cerita misterius tentang rumah itu.
Suatu malam, dia memutuskan untuk mengunjungi rumah tersebut bersama teman-temannya, Luna dan Theresa. Mereka berencana untuk mencari tahu kebenaran di balik cerita-cerita menyeramkan yang beredar di kalangan penduduk disana. Ketika mereka tiba di depan rumah, suasana menjadi semakin mencekam. Pintu depan yang berkarat terbuka dengan sendirinya, mengundang mereka untuk masuk. Mereka berani melangkah masuk dengan hati-hati, berusaha mengatasi rasa takut yang melanda. Di dalam rumah, mereka merasakan dinginnya hawa di tempat itu. Lampu-lampu redup dan suara angin yang berdesir membuat suasana semakin menyeramkan.
Mereka mulai menjelajahi setiap ruangan, mencari petunjuk tentang apa yang sebenarnya terjadi di rumah itu. Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki di lantai atas. Mereka saling berpandangan, lalu hati-hati mendekati tangga. Saat mereka naik ke lantai atas, mereka melihat bayangan hitam yang bergerak cepat di koridor. Ketakutan melanda mereka, namun rasa ingin tahu yang besar membuat mereka terus maju. Mereka mengikuti bayangan itu hingga ke sebuah kamar yang terbuka. Di dalamnya, mereka menemukan buku harian tua yang tergeletak di atas meja. Mereka membacanya dengan hati-hati, menemukan kisah tragis tentang keluarga yang pernah tinggal di rumah itu. Ternyata, rumah itu dulunya adalah tempat tinggal seorang pria yang gila. Dia membunuh istri dan anak-anaknya dengan kejam sebelum akhirnya bunuh diri.
Kisah ini membuat mereka semakin terguncang, dan mereka memutuskan untuk segera meninggalkan rumah itu. Namun, ketika mereka berusaha keluar, pintu depan yang tadi terbuka dengan sendirinya kini terkunci rapat. Mereka panik, berusaha mencari jalan keluar yang lain. Di tengah kepanikan, mereka mendengar suara tawa jahat yang mengisi seluruh rumah. Dengan perasaan terjebak, mereka berusaha mencari cara untuk keluar.
Setelah berjuang dengan keras, mereka akhirnya menemukan pintu belakang yang terbuka. Mereka berlari secepat mungkin, meninggalkan rumah angker itu dengan perasaan lega. Sejak malam itu, Serena, Luna, dan Theresa tidak pernah melupakan pengalaman menyeramkan di rumah angker itu. Mereka belajar bahwa keingintahuan yang berlebihan bisa membawa bahaya, dan bahwa ada hal-hal yang lebih baik dibiarkan menjadi misteri.