Judul Buku : Sepasang Paket Pertemuan
Penulis : Ida Ayu Putri Aditryarini
Lukisan Sampul dan Isi : Ida Bagus Made Pandit Parastu
Penerbit : Mahima Institute Indonesia
Cetakan Pertama : Oktober 2020
Tempat Terbit : Singaraja, Bali
Tebal halaman : 61 halaman
ISBN : 978-623-7220-69-5
Di depan rumah, dengan binar mata. Kita menyambut kurir datang. Dalam sepaket, kita merasa pertemuan.
Umumnya buku puisi berisi untaian kata-kata indah yang diciptakan oleh sang penulis. Untuk menyalurkan perasaan ataupun ide yang ingin penulis tuangkan. Dalam buku ini, Dayu Rini dan Gus Pandit mampu menyatukan puisi dan seni rupa dalam satu ciptaan bernama buku. Keduanya menyusun secara apik dengan gaya mereka masing-masing. Dayu Rini sebagai sang penyair dan Gus Pandit sebagai sang pelukisnya.
Dalam bukunya, Dayu Rini mampu menceritakan kisahnya yang bertemu dengan sang kekasih dalam bentuk puisi. Yang tak lain sang kekasih adalah Gus Pandit sendiri. Cerita mereka dimulai dari sebuah tempat bernama pelabuhan. Pun ditemani dengan goresan gambar dari Gus Pandit yang menggambarkan begitu nyata bagaimana suasana pelabuhan.
Selain perjalanan kisah cinta mereka, Dayu Rini menyelipkan doa-doa kepada lima sumber yang ada pada bumi ini. Yang pertama kepada Tuhan, kedua kepada tumbuhan dan hewan, ketiga kepada lingkungan sekitarnya, yang keempat kepada sang ibu, dan terakhir kepada sang guru. Sepanjang tulisan, hampir dipenuhi dengan diksi-diksi yang menjadikan maksud tertentu yang ingin disampai.
Dibawakan dengan sederhana dan penuh dengan lukisan-lukisan unik setiap puisinya. Menjadikannya daya tarik tersendiri dibandingkan puisi lainnya. Diikuti dengan tanggal dan tempat setiap tulisan, membuat pembaca akan merasakan dan membayangkan tempat dan waktu yang dimaksud. Semua kesempurnaan buku membuat celah-celah kekurangan tertutupi dengan sangat rapi.
Namun mungkin akan sedikit membingungkan bagi orang yang awam akan puisi. Seperti sedikit kesulitan mengartikan setiap baris dan bait puisinya. Diksi yang sangat sederhana, ditambah dengan lukisan yang hanya berwarna hitam putih, mengurangi kesan indah penceritaan dalam lukisannya. Terlebih dari kekurangan yang ada, buku puisi ini mampu mengajak membaca untuk berpikir dengan tenang atas setiap baris kalimat yang dibacanya. Pun buku ini cocok untuk dibaca oleh kalangan muda dan orang tua. (ary)