Keluarga memang merupakan motivasi sesorang untuk berani mencoba baik secara finansial, doa, maupun dukungan semangat. Namun akankah itu cukup bila tak ada kemauan untuk belajar? Tentu tidak, sebab tanpa adanya kemauan maka sia-sia akan jadi akhirnya.
Menjadi seorang pemenang awalnya hanyalah mimpi semata bagi sosok I Putu Pranadea Vidya Sagara. Remaja berusia 16 tahun ini pada awalnya bahkan tidak mengenali minat dan bakatnya. Namun siapa sangka, keberanian dan kemauannya untuk belajar memberikan putra tunggal dari pasangan I Made Suena, ST dan I Gusti Ayu Made Listriani kesempatan untuk menjadi sosok yang berprestasi. Tak hanya berprestasi, remaja yang kerap disapa Prana ini bahkan berhasil menduduki kursi jabatan Ketua Ekstrakulikuler Kelompok Ilmiah Remaja SMA Negeri 3 Denpasar.
"Istirahat boleh, asal jangan lupa jalan" adalah motto hidup sederhana yang dimiliki oleh sosok yang nampak santai ini. Selama dua tahun menekuni dunia Karya Ilmiah prestasi yang diperoleh oleh laki-laki kelahiran Denpasar, 27 September 2004 ini tak dapat dipandang sebelah mata. Prestasi dari penyuka tempe ini bahkan menembus dunia internasional. Adapun diantaranya adalah Juara 1 Lomba Debat Tingkat SMA Se-Bali Undiknas Edu Fair 2019, Juara Harapan 1 Debat Ilmiah Ke-8 SMA/SMK/MA Se-Bali Tahun 2019, Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Galenica Student Competition 2020, Gold Award Thailand Inventors Day 2020, Silver Award Indonesia Inventors Day 2020, dan Gold Award Youth National Science Fair 2021.
Sebelum menjadi siswa di SMA Negeri 3 Denpasar Laki-laki berzodia Libra ini menghabiskan pendidikan nonformalnya di TK Dwi Tunggal Putra, kemudian SD Negeri 3 Kesiman, dan SMP Negeri 8 Denpasar. Kemanangan tak akan selalu bisa diraih karena kegagalan merupakan warna dari sebuah proses. Hal itu juga dialami oleh Prana, tak hanya dalam sebuah kompetisi namun juga pelajaran sehari-harinya. "Kalau gagal dalam pelajaran maka saya akan mengintropeksi diri, mencari tahu letak kesalahan saya dimana, lalu berusaha untuk memperbaikinya dan tidak mengulanginya di kesempatan lain. Namun, saya juga pernah gagal dalam beberapa kompetisi, rasa penyesalan itu tentunya ada, namun lebih dari pada itu saya sadar bahwa kemampuan dan kesiapan saya masih kurang, " ungkap penyuka es teh ini.
Untuk meraih hasil yang memuaskan maka pengorbanan pun tak luput dilakukan oleh penyuka musik indie dan pop ini. " Untuk memperoleh hasil yang maksimal tentu saya harus mengorbankan waktu, pemikiran, dan tenaga, namun tat kala perjalanan yang saya tempuh juga tidak begitu mulus sehingga saya perlu mengeluarkan tenaga ekstra," ujarnya. Meskipun menghadapi sebuah kendala dalam proses namun ingatlah untuk menjalani dengan hati disertai dengan kemauan untuk mencoba, Kika merasa penat ataupun jenuh maka istirahatlah untuk sejenak asalkan ingat untuk tetap melanjutkan apa yang telah dimulai menjadi pesan penutup dari sosok yang bercita-cita menjadi seorang dokter ini. (krn/cd/cfk).