Minat riset sedang menjamur di SMA Negeri 3 Denpasar saat ini. Terbukti, beberapa prestasi berhasil ditorehkan siswa Trisma hingga tingkat Internasional. Campur tangan Pembina turut andil di dalamnya, I Made Adi Sukariawan, S.Pd salah satunya. Apa kata Adi? Berikut tanggapannya saat dijumpai SMA Negeri 3 Denpasar, Kamis,(15/02).
Apa kendala yang Anda hadapi ketika membimbing sebuah penelitian?
Ada dua kendala yang saya hadapi. Pertama, kendala dari internal. Terkadang, keterbatasan waktu membuat saya tidak bisa menemani anak didik melakukan riset secara penuh. Ditambah lagi, keterbatasan pengetahuan mengenai penelitian yang saya miliki. Kedua, kendala dari eksternal. Anak didik sering melakukan riset, ketika mendekati deadline sehingga terburu-buru. Apalagi, managemen waktu yang kurang sehingga kadang tak fokus ke riset. Dan yang paling kompleks yakni pendanaan. Ketika penelitian mereka telah lolos, dana malah menjadi hambatan. Sehingga terkadang mereka harus menanggung biaya riset secara pribadi.
Bagaimana kesan Anda, saat penelitian yang dibimbing berhasil menang dalam ajang perlombaan?
Umumnya orang tua jika ditanyakan perihal anaknya menang dalam sebuah perlombaan, maka jawabannya pasti merasa bangga, senang dan berbagai perasaan positif lainnya. Selayaknya orang tua, begitu pula perasaan saya. Senang menjadi bagian dari kesuksesan anak didik. Karena kerja keras, pengorbanan, waktu dan tenaga yang telah dicurahkan, layak dibalas dengan hasil yang sesuai dengan usaha mereka.
Apa Anda pernah menyerah ketika penelitian yang Anda bina gagal?
Di dalam sikap ilmiah tercantum dimana seorang peneliti tidaklah menyerah begitu saja atau mengabaikan penelitiannya. Ketika mengalami kegagalan atau bahkan terjadi hal terburuk sekali pun. Tentunya sudah menjadi kewajiban seorang peneliti untuk bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dimulai. Bagaimana pun kendalanya, maka hadapi, jangan menyerah hingga menemukan titik terang. (ang)