Ujian Nasional (UN) kerap dianggap sebagai beban bagi para pelajar. Namun kini seluruh pelajar dapat menghela nafas lega. Tanpa perlu takut akan teror ujian nasional yang akan menguji mental ketika berada di akhir jenjang pendidikan. Tak ada lagi ketakutan akan beberapa angka yang akan keluar sebagai acuan untuk melanjutkan pendidikan. Kini para pelajar dapat bersorak-sorai akan keputusan dihapuskannya UN. Wacana mengenai penghapusan ujian nasional kini telah menjadi buah bibir yang hangat diperbincangkan di segala kalangan khususnya para siswa. Program yang direncanakan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. menuai banyak pro dan kontra bagi seluruh masyarakat. Rupanya lebih banyak masyarakat yang menerima program ini dengan tangan terbuka.
Stres, takut, atau bimbang tak akan lagi menjadi santapan wajib bagi para pelajar disetiap akhir jenjang pendidikan. Kegelisahan mengenai hasil ujian yang bagaikan penentu atas hidup dan mati tak akan lagi menghantui benak para orang tua. Kini untuk unggul di segala bidang akademik sudah tidak berlaku karena kesadaran mengenai pentingnya sebuah pengalaman. Ujian Nasional hanya akan menjadi rantai yang membelenggu kreatifitas dan keterampilan dari para generasi muda karena melupakan potensi pada diri demi meraih nilai tinggi pada mata pelajaran semata.
Banyak hal yang terpendam dalam jiwa para pelajar tanpa harus mengitung dengan rumus matematika ataupun menghapal sederetan kalimat dalam pelajaran sejarah. Yang akan menjadi acuan untuk menempuh jalur kehidupan adalah pengalaman. Suatu nilai akademik yang tinggi anggaplah sebagai bonus untuk menjadi tuntunan dalam hidup kedepannya.
Dihapusnya Ujian Nasional merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk tidak membatasi ruang gerak para penerus bangsa. Selain meringankan beban dari para siswa dan orang tua, pekerjaan dari para guru juga akan sedikit berkurang. Nilai dari kejujuran akan tetap berkembang tanpa harus mencotek guna mendapatkan nilai yang tinggi. Mendidik karakter generasi muda tentunya akan lebih bermanfaat untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul di kemudian hari. Para guru tidak akan menjadi stress dan terbebani oleh para orang tua yang memprotes karena nilai ujian anak-anaknya yang kecil. Peluang bagi dilakukannya suap untuk menutup nilai yang kecil tidak akan meraja lela dan melemahkan hukum di Indonesia. Bila pendidikan karakter sudah menyertai seseorang maka orang paling pintar pun akan berpikir untuk melawan. (krn/dyt)