Keberanian yang tinggi cukup menggambarkan karakter I Gusti Ngurah Agung Pramudya Udayana. Berpijak pada motivasi “Coba selagi muda” membuatnya terus melangkah tanpa ragu.
Berteman dengan barang elektronik sedari kecil membuat I Gusti Ngurah Agung Pramudya Udayana tak mampu jauh-jauh dari peralatan elektronik hingga kini. Berawal dari gemar mengutak-ngatik barang elektronik milik orang tua sejak duduk di bangku TK, kini menjadikan pria kelahiran 19 tahun silam ini ahli di bidangnya. “Dulu suka kepo sama barang-barang milik orang tua. Suka pencet-pencet dan bongkar pasang alat elektronik ajik (ayah -red) yang udah rusak atau gak dipakai,” cerita Gung Wah, begitu sapaannya, mengenang masa kecilnya dahulu.
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sejak belia membuat pria bertubuh jangkung ini tak henti mencoba hal-hal baru dengan gawainya. Mulai dari mengedit foto, mengedit video, hingga membuat video cinematic. Semakin ingin tenggelam dalam kegemarannya, putra pasangan I Gusti Ngurah Wardana dan Ayu Widiastuti ini berinisiatif meminjam kamera Canon 550D milik sang ayah untuk menciptakan beberapa karya visual. Siapa sangka, hobinya yang dituangkan dalam kamera tersebut menuntun pria penggemar otomotif ini berhasil mengumpulkan pundi-pundi rupiah sedari remaja.
“Pertama kali ngehasilin duit sendiri itu saat kelas 2 SMP, diminta jadi fotographer oleh temannya Bugek (sebutan tante Gung Wah -red) untuk acara reuni SMA. Semenjak itu entah dari mana datangnya, ada aja orang yang ngehubungin aku untuk jadi photographer atau videographer di acara mereka, bahkan aku ga kenal orang itu siapa. Walaupun ga kenal, pokoknya gas aja,” tuturnya antusias diiringi tawa kecil yang menampilkan sepasang behel pada gigi kelincinya.
Rupanya kalimat “pokoknya gas aja” menjadi prinsip yang selalu mengiringi alumni SMAN 3 Denpasar ini dalam setiap langkahnya. “Dulu semasa SMA pernah diajak teman untuk ikut lomba penelitian dalam event Thailand Inventors Day 2019. Sebenarnya gak begitu paham karena bukan bidangku, tapi kembali lagi, pokoknya gas aja! Eh, ternyata dapat medali emas dan special award. Akhirnya lanjut ikut lomba serupa ke Jepang dan Korea, dan astungkara menang lagi. Terima kasih temen-temen dan Kak Ananta,” cerita sang pemilik rambut ikal, tak luput berterimakasih pada rekan dan pembinanya.
Kini, mantan ketua desk infodota (Informasi dan Data) Madyapadma 41 ini tengah menempuh pendidikan di STIKOM Bali jurusan sistem informasi sembari melanjutkan hobinya sebagai photographer, videographer, serta editor. Sebagai pamungkas, ia menyelipkan sebuah pesan di akhir perbincangan. “Jangan takut mencoba. Ingat, gas aja!” (cit)