Wanita dituntut untuk terus tampil sempurna dan memenuhi standar kecantikan. Bila tak sesuai, komentar pedas akan siap menghujam dan melukai. Itulah yang dialami I Gusti Ayu Serlly Apriliawati. Kerap menjadi korban bullying tak membuat Serlly runtuh.
Menjadi wanita memang tidaklah mudah. Setiap wanita selalu dituntut untuk sempurna. Harus tinggi, berwajah cantik, berkulit putih, serta tubuh yang ideal. Tak jarang para wanita yang dianggap tidak memenuhi "standar" menjadi korban bully dan body shaming di lingkungannya.
I Gusti Ayu Serlly Apriliawati salah satunya. Berat badan Serlly yang masuk dalam kategori obesitas menjadi sasaran empuk bagi teman-temannya untuk mencibir siswi SMAN 7 Denpasar ini. "Orang selalu mengejek gendut, (mohon maaf) babi, gentong, pendek, bau badan, dll,” ujar Serlly saat diwawancarai via telepon, Selasa (22/3).
Gadis kelahiran Madiun, 13 April 2004 ini mengaku kerap mengalami perundungan sejak SD. Namun saat itu masih tak ia hiraukan. "Puncaknya (di-bully) itu sekitar kelas VIII dan IX (SMP). Semua orang (juga) menjauh,” terang gadis pemilik rambut bergelombang itu.
Kerap di-bully membuat Serlly sering mengurung diri sambil menangis di kamarnya, terutama sepulang sekolah dulu. Perempuan dengan kacamata bergagang hitam itu selalu merasa sendiri, sebab tidak ada teman yang mendukungnya. Batinnya acap kali bertanya kepada Tuhan. Mengapa dirinya selalu di-bully dan dijauhi, salahkah menjadi orang gendut?
Perkataan kurang sedap dan juga kesepian yang terus menghantuinya membuat jalan mengakhiri hidup sempat terlintas dalam benak Serlly. Diperparah lagi dengan keadaannya tanpa kehadiran sosok ibu sedari kecil. Beruntung, niat tersebut berhasil ia urungkan.
Kini timbul dalam benaknya untuk berubah. Gadis berzodiak Aries ini berusaha menurunkan berat badan menjadi ideal. Namun dalam setiap usaha tentu akan hadir rintangan yang mewarnai. Usahanya yang kerap diremehkan oleh teman-teman bahkan hingga keluarganya, membuat gadis 17 tahun ini kesulitan untuk konsisten dengan tujuan yang ingin ia capai.
"Ketika aku ingin berjuang, orang lain malah meremehkan. Katanya aku engga bisa kurus, untuk apa diet, untuk apa segala macam mengubah bentuk badan, sudah dari sananya kamu gendut,” terang Serlly, mengingat cercaan orang-orang di sekelilingnya. "Memang di gen keluargaku khususnya keluarga ibu rata-rata obesitas,” tambahnya.
Godaan makanan dan kesulitan dalam memulai diet sempat membuatnya down. Alhasil, gadis bermata sipit ini pernah menyakiti diri sendiri karena takut gendut. "Sampai pernah (menderita) bulimia, jadi ketika aku makan banyak semua makananku aku muntahin secara paksa. Karena takut beratku semakin naik", ungkapnya. Bulimia yang dialaminya menyebabkan rasa pusing, tenggorokan perih, asam lambung naik serta detak jantung yang tidak stabil. Dari sana ia tersadar, bahwa segala sesuatu tak dapat dicapai secara instan.
Pandemi Covid-19 yang melanda lantas menjadi momentum bagi gadis yang kini duduk di bangku kelas X ini untuk mencapai targetnya. "Aku ngerasa (saat) itu adalah waktu yang pas, apalagi udah mau SMA. Aku nggak mau masa SMA ku buruk, jadi aku harus berubah biar punya kenangan indah di SMA,” aku Serlly mengenang dirinya kala itu, saat duduk di bangku kelas IX.
Bersama salah seorang temannya, Serlly mulai lebih giat berolahraga dan konsisten dalam menggapai bobot tubuh impian. Tiap hinaan yang didengar kini menjadi motivasi yang menemani langkahnya berjuang. "Omongan pedas orang-orang tuh aku jadiin penyemangat biar aku makin panas dan membara gitu,” tutur Serlly penuh semangat.
Uniknya, sikap konsisten itu juga terbentuk sebab Serlly selalu termotivasi oleh idolanya, Park Chanyeol, anggota boyband K-Pop yang dulunya juga pernah merasakan bullying namun kini menjadi penyanyi yang mendunia.
Dalam usahanya mencapai berat badan ideal, putri semata wayang dari I Gusti Bagus Sujaya ini mencoba berbagai olahraga. Mulai dari jogging rutin, senam aerobik, hingga angkat beban. Pola makan pun mulai ia terapkan lebih teratur.
Terbukti, usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Setelah perjalanan yang penuh kerikil, akhirnya impiannya terbayar lunas dalam kurun waktu 8 bulan lebih. Dalam waktu yang tak singkat itu, ia berhasil menurunkan berat badannya hingga 33 kilogram. Yaitu dari 85 kilogram dan kini menjadi 52 kilogram. Bahkan kini Serlly sudah mampu mengatur pola makan yang sehat serta membatasi konsumsi gula demi menjaga tubuh idealnya.
Pencapaian itu tentu membuatnya merasa sangat bangga. "Sangat bangga dengan diri sendiri, tapi nggak sombong dan sangat bersyukur pada Tuhan bisa berubah lebih baik. Terimakasih untuk diriku karena sejauh ini sudah berjuang di titik terendah maupun tertinggi, aku bangga padamu,” ungkapnya penuh rasa syukur.
Kini, gadis berdarah Jawa-Bali itu juga tengah mempelajari 5 bahasa asing. Yaitu Korea, Jepang, Inggris, Prancis, dan Mandarin. Bahkan pecinta K-Pop ini sudah fasih berbahasa Inggris dan Korea.
Di penghujung wawancara, dara yang senang disapa Lyly ini tak lupa menyisipkan pesan kepada orang-orang yang menjadi korban body shaming sepertinya dahulu, untuk tetap semangat dalam mencapai bobot tubuh yang diidamkan. "Awalnya pasti berat, tapi tetap semangat dan jangan dengerin kata-kata orang-orang di luar sana. Ingat kata pepatah, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, hahaha,” pungkasnya sembari tertawa. (put/cit)