Gadis yang berbalut busana adat Bali itu berjalan anggun sembari menebar senyumnya di atas panggung puncak acara Bulan Bahasa Bali dan Duta Trisma. Siapa sangka, hari itu (21/2), pemilik nama Ni Komang Sri Mahyoniariasih ini terpilih untuk mengemban tugas sebagai Duta Trisma periode 2022/2023.
Bukan tanpa alasan gelar Duta Trisma akhirnya disematkan pada gadis berumur 16 tahun ini. Pasalnya, segudang bakat yang ia miliki menjadi nilai lebih dirinya untuk bersaing secara sehat hari itu, Senin (21/2). Tak hanya bakat, torehan prestasinya selama ini pun menjadi titik pijak dirinya untuk terus melangkah.
Anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan I Made Sugiartha dan Putu Hartatik ini bahkan menunjukkan bakatnya dalam bidang tarik suara kala mengisi waktu luang puncak acara Bulan Bahasa Bali dan Duta Trisma. Namun, bernyanyi hanyalah satu di antara sekian banyak hobi yang ia geluti. Gadis mungil berzodiak scorpio ini turut menyukai kegiatan melukis, menari, dan berenang, yang tercermin dari segudang prestasi yang pernah ia raih.
Menggambar menjadi awal mula bakat gadis kelahiran Denpasar, 16 November 2005 ini diasah. Kala duduk di bangku TK PGRI Kota Denpasar, dirinya kerap mengggambar di setiap dinding rumahnya. Semakin mendalami bakatnya dengan bergabung di sanggar lukis, ia melanjutkan bakat lukisnya sembari menempuh pendidikan di SDN 1 Sumerta. Duduk di bangku lima SD, gadis peraih Juara 1 Membatik tingkat Nasional FLS2N ini mencari hobi baru di bidang seni, yaitu seni tarik suara.
Bagaimana ia menyeimbangkan bakatnya di bidang seni lukis dan menyanyi, tentu prosesnya tidak mudah. Namun ia tidak menyerah untuk kembali menyabet prestasi nasional saat melanjutkan pendidikannya di SMPN 3 Denpasar. Gelar 10 besar lomba Desain Poster Grafis FLS2N tingkat Nasional dan Juara 1 Desain Poster Grafis FLS2N tingkat Provinsi pun ia capai.
Pengetahuan gadis ini terkait infografis tak begitu banyak kala itu. Namun bakatnya di bidang seni lukis menjadi dasar kemampuannya dapat berkembang. Tak ayal, jika kemauan dalam dirinya adalah motivasi gadis yang tengah duduk di bangku kelas X SMAN 3 Denpasar untuk mendalami bakatnya. “Memang niat dari diri sendiri yang menyukai hal tersebut, kemudian orangtua dan keluarga sangat men-support (mendukung -red) Yoni hingga saat ini,” tutur gadis yang akrab disapa Yoni ini.
Gadis penggemar musik pop&jazz ini mengaku bakatnya di bidang non-akademik seimbang langkahnya dengan potensinya di bidang akademik. Dalam bidang akademik, ia menaruh rasa sukanya pada pelajaran matematika. Kesukaan yang cukup berbeda dari apa yang orang lain suka, melalui perspektifnya sendiri.
Tak ada yang tahu, kegemarannya dalam menghitung pada saat TK menjadi alasannya. “Banyak orang bilang kalau sudah ketemu x dan y, matematika tidak menyenangkan lagi. Tapi, bagi Yoni, itu malah menjadi tantangan tersendiri,” ujar gadis yang mengidolakan Maudy Ayunda ini.
Meski begitu, raihannya dalam bidang akademik tidak perlu diragukan lagi. Gadis ini pernah menyabet medali perak di ajang International Science Olympiade 2022 dan medali emas pada olimpiade fisika, matematika, kimia, dan biologi tingkat Nasional.
Baginya, pendidikan dan prestasi akademik adalah yang utama. Sementara potensi dan prestasinya di bidang non-akademik hanyalah pengisi waktu luang. Yoni akan lebih mengutamakan pendidikan akademiknya agar tetap berjalan maksimal. “Satu hal yang Yoni tanam dalam diri; ‘tiada proses dalam zona nyaman, dan tidak ada kenyamanan dalam suatu proses’” tutupnya. (mcy/cit)