Terbilang sukses diusianya yang muda dan hidup berkecukupan, itu hanya nampak luarnya saja. Tak banyak yang mengetahui perjuangannya, dan apa saja yang ia hadapi untuk berada di titik ini. Itulah sosok Yunita, wanita pekerja keras yang nampak ceria.
Putu Ayu Yunita Yastini, begitulah namanya. Wanita berambut hitam lurus ini tak pernah ingin berhenti untuk mencoba hal-hal baru dalam kehidupan. Sembari terus mengasah potensinya, berbagai pengalaman sudah ia lewati. Perempuan kelahiran Denpasar, 28 Juni 1991 ini memegang posisi Asisten Manager HRD AYANA Komodo Resort. Ini kali pertamanya menggeluti bidang pariwisata. “Saya senang bisa berkesempatan untuk mengembangkan kualitas SDM di Indonesia Timur. Jadi saya memilih untuk berkarir di Indonesia Timur sampai saat ini,” jelas wanita berparas ayu itu.
Mendapatkan kesempatan mengikuti program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) adalah turning point bagi dirinya. Di tahun 2013, Yunita berkesempatan mewakili Indonesia khususnya Provinsi Bali untuk program PPAN di Australia. Dalam program ini, peserta diberi kesempatan magang di instansi yang mereka pilih di Negara tujuan. Wanita berkulit kuning langsat ini pun memilih untuk magang di Australian National Museum. “Selama magang di museum saya dilibatkan dengan beberapa proyek penelitian antropologi yang menurut saya sangat berharga untuk anak muda yang waktu itu baru saja lulus kuliah, dan masih mencari-cari passionnya,” tambah Yunita.
Tak berhenti sampai disana, tahun 2016 ia berhasil lolos beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang membawanya ke Australian National University (ANU). “Saya memilih kuliah di ANU, karena ANU merupakan salah satu universitas paling internasional di Australia. Mereka tidak mendiskriminasi latar belakang seseorang dalam menerima mahasiswa. Bahkan lebih banyak mahasiswa internasional daripada mahasiswa lokal,” ungkap Yunita. Berkat tekad dan usahanya di ANU, ia berhasil lulus dan membawa gelar Master of Applied Linguistics. Sebelumnya, Yunita sudah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Udayana jurusan Sastra Inggris dengan peringkat cum laude. Sebetulnya wanita berzodiak cancer ini sempat mengajar disebuah bimbel pada tahun 2010. Kemudian di tahun 2018 ia sempat bekerja dibawah naungan Golden Gate Education Makassar.
Dengan semua berkat yang diterimanya, Yunita merasa berhasil dan bangga dengan dirinya. Hingga kini, ia masih merasakan manfaat dari pengalaman-pengalamannya. “Kalau orang bilang, Australia adalah salad bowl. Salad bowl isinya kan bermacam-macam, begitu juga dengan Australia. Australia ini sangat internasional. Didalamnya ada banyak orang dari latar belakang yang berbeda, asal Negara yang berbeda. Saya jadi belajar bahwa kita semua sebenarnya satu. Saya benar-benar mendapat manfaat dari international exposure,” tutup Yunita.(scy)