Bermodal nekat dan rasa ingin tahu yang besar, Agung Sri Anindya Swari menyeburkan diri ke dunia riset. Siapa sangka, kenekatannya justru memberi hasil dan kini semakin memacu semangatnya untuk terus mengukir prestasi.
Agung Sri Anindya Swari atau yang akrab dengan sapaan Anin ini sukses memeluk keberhasilannya setelah “iseng” berkecimpung dalam dunia riset. Selain itu, rasa penasaran juga berhasil membawanya terjun bebas. “Waktu SMP, temen-temenku sering banget ikut lomba penelitian. Bukan cuman temenku aja tapi adik kelas dan kakak kelas pasti ada aja yang menang lomba penelitian kan. Terus aku penasaran juga gimana sih rasanya ikut penelitian,” tutur gadis berkaca mata yang satu ini. Hal tersebut mendorongnya untuk berkarya dalam bidang riset setelah memasuki SMA.
Mendengar tawaran untuk turut berpartisiapasi dalam sebuah ajang riset, tak tanggung-tanggung si pencinta matcha ini langsung mengiyakan ajakan lomba riset kancah internasional. Masih dengan hanya mengantongi kenekatannya, gadis berambut panjang ini berangkat dengan sebuah riset science bersama statunya sebagai siswa jurusan IPS. “Aku pikir kesempatan ga akan dateng dua kali, jadi ga akan ada salahnya kan untuk mencoba, hehe,” ujarnya ringan.
Dengan usaha yang cukup keras, penyuka mie satu ini telah semaksimal mungkin memberikan partisipasinya dalam tim yang membawanya maju ke perlombaan. Meskipun ada materi yang terbilang berat baginya untuk dikuasai, namun gadis libra ini tetap berusaha melawan kecemasannya. Tak hanya itu, ajang internasional yang menghadirkan juri dan peserta dari berbagai negara juga mengharuskannya untuk menyajikan presentasi hasil penelitian timnya yang dibawa dari Indonesia dengan bahasa Inggris. Lagi-lagi semua itu dapat ia atasi. “Selama penelitian ada aja anggota yang berhalangan hadir dan juga pas berangkat lomba ngga semua anggota bisa ikut. Tapi it's okay lah, semua tetep berjalan lancar”. Bersama dengan timnya yang telah bekerja keras bersama-sama meskipun banyak rintangan yang harus dihadapi, silver medal berhasil dibawa pulang dengan senyum kebanggaan dalam Thailand Inventiors Day (TID) yang dilaksanain di thailand bulan Februari lalu dengan judul penelitian Pemanfaatan Cangkang Keong Mas ( Pomacea canaliculata ) dan Alang-alang (Imperata cylindrica) sebagai bio-tulang pengganti pen platina. Tak disangka-sangka ke-isengan remaja kelahiran Kota Denpasar, 15 Oktober 2004 ini telah memberi bukti nyata.
Ternyata bukan sampai disitu saja, gadis yang hobi mendengarkan musik dan menonton ini juga memiliki ketertarikan dalam bidang public speaking. Anin senang mengasah kemampuan komunikasinya melalui dunia radio dan presenter. Selain itu, penyuka warna biru dan hitam ini juga mengikuti perlombaan jurnalistik dalam ajang Communiphoria di Kota Surabaya. Nekat dan iseng pada tempatnya seperti yang Anin lakukan, dapat menjadi teladan untik kita. Karena segala hal akan dapat kita taklukkan dengan usaha dan niat.