Sangat jarang kita jumpai remaja milenial yang tertarik dalam mempelajari seni tradisional khususnya di era globalisasi saat ini. Anak muda zaman sekarang menganggap seni dan budaya tradisional sebagai suatu hal yang kuno. Kebanyakan merasa enggan untuk menekuni bidang ini karena tidak nge-tren dan lebih tertarik pada budaya luar yang lebih modern dianggap lebih asyik. Namun, hal ini tak berlaku pada Duta. Pria dengan nama lengkap I Nyoman Triduta Tari ini sudah menyukai seni tradisional mekidung sejak duduk di bangku kelas 3 SD. Hingga kini prestasinya dalam mekidung pun sudah cukup banyak ditorehkannya.
Putra bungsu dari pasangan I Nyoman Sudarta dan Ni Made Nariati ini tertarik mekidung karena kagum melihat anak seusianya yang fasih melantunkan kidung di sebuah pura saat kelas 3 SD. Selain itu, rupanya sang ibu juga memiliki kegemaran yang sama. Ia mulai belajar dari ibunya. Selain dari ibunya di rumah, ia juga belajar pada seorang guru kidung di desanya. Sejak saat itu, ia selalu mewakili desanya dalam lomba mekidung setiap tahun. Siswa kelas 11 SMAN 3 Denpasar ini mengikuti banyak perlombaan seni suara tradisional Bali. Duta juga meraih banyak prestasi. Ia pernah menyabet Juara 1 Lomba Kidung Remaja Campuran Tingkat Kecamatan Denpasar Timur 2017, Juara 1 Pembacaan Sloka Anak-Anak Tingkat Provinsi Bali 2015, Juara 3 Macepat Anak-Anak se-Kota Denpasar 2015, Juara 1 Macepat Anak-Anak Tingkat Kecamatan Denpasar Timur 2015, Juara 3 Macepat Anak-Anak Tingkat Kecamatan Denpasar Timur, Harapan 2 PSR (Pekan Seni Remaja) Tahun 2017, dan masih banyak lagi deretan prestasi yang pernah diraih Duta.
Motivasi Duta menekuni bidang seni suara tradisional Bali sangatlah mulia. Menurutnya, dengan melantunkan kidung dirinya telah bernyanyi untuk Tuhan dan ia ingin bisa mekidung agar dapat ngayah (melakukan pekerjaan secara sukarela –red) dan memuja Tuhan melalui kidungnya. “Mekidung itu kan kebudayaan Bali yang biasanya dipakai untuk kegiatan yadnya, dasarnya berarti kita mempersembahkan ini untuk Tuhan. Kalau gak ikhlas juga untuk apa. Di samping itu lewat kidung ini secara gak langsung kita ngayah namanya dan bisa juga untuk melestarikan budaya juga," jelas pria kelahiran 27 Juni 2004 ini. Duta menganggap dengan mekidung ia dapat melestarikan budaya Bali. Orang tuanya juga sangat mendukung niat putra bungsunya ini.
Tidak hanya jago melantunkan kidung dan tembang tradisional Bali, remaja asli Denpasar ini juga mahir membaca dan mencipta puisi. Bisa dibilang ia merupakan remaja berbakat. Pemuda dengan selera film bergenre drama dan komedi ini meraih gelar sebagai duta berbakat SMAN 3 Denpasar karena bakatnya itu. Duta menjadi finalis lima besar duta Trisma dan sekaligus duta berbakat Trisma tahun 2020. Ia juga sangat aktif berorganisasi. Remaja penyuka warna biru dan hijau ini pernah menjadi panitia hari ulang tahun sekolahnya, SMAN 3 Denpasar. Bahkan ia sempat menjadi ketua panitia piodalan di Trisma.
Duta sangat aktif dalam setiap kegiatan yang diadakan di sekolah. Ia juga pernah mengambil peran sebagai MC. Baru duduk di bangku kelas 1 SMA di Trisma ia sudah menjadi MC untuk acara expo yang diselenggarakan di SMAN 3 Denpasar. Ia menjadi salah satu pembawa acara di kegiatan sekolah yang juga dihadiri oleh siswa-siswi sekolah lain. Tak hanya pada acara itu, ia juga membawakan banyak acara lain di sekolah seperti saat HUT sekolah, acara lomba sekolah, acara pentas seni, dan lain sebagainya.
Hingga saat ini, ia tetap giat mendalami bakat-bakatnya tersebut. Meskipun memiliki banyak bakat dan prestasi, pria berkulit sawo matang ini tetap rendah hati dan tak pernah menyombongkan apa yang dimilikinya itu. Sifatnya yang mudah bergaul dan ramah ini selalu disukai teman-teman di sekitarnya. Remaja penuh bakat ini sukses membanggakan kedua orang tua, keluarga, teman-temannya, dan tentunya Bali (knk/cfk).