Ratusan bola mata tertuju pada sepasang MC di tengah podium Gedung Workshop SMAN 3 Denpasar. Dalam sekali tarikan napas, keduanya berseru serempak, “Salam Trisma!”. Menjadi pertanda, acara puncak HUT SMAN 3 Denpasar ke-45 resmi dimulai, Senin (17/1).
Penuh dengan apresiasi. Kata itu cukup mewakili acara puncak HUT SMAN 3 Denpasar ke-45 hari ini, Senin (17/1). Berbagai penghargaan dilayangkan oleh Kepala Sekolah SMAN 3 Denpasar, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali, beserta guru-guru pada sejumlah pihak atas kinerja dan prestasi yang diraih. Satu di antaranya adalah penghargaan bagi tokoh seni dan adat. Yang mana pada hari ini, Drs. I Wayan Butuantara selaku Ketua Parum Desa Adat Sumerta terpilih menjadi sang penerima.
Selaku Ketua Panitia HUT Trisma (SMAN 3 Denpasar –red) ke-45, Ni Nyoman Rumiani mengungkapkan bahwa penghargaan tokoh seni dan adat telah menjadi bagian dari peringatan HUT Trisma semenjak lima tahun terakhir. Tujuannya tak lain untuk mengapresiasi para seniman yang masih tetap berkarya di usia yang tak lagi muda. Di samping itu, Rumiani berharap dengan penghargaan ini, siswa-siswi Trisma dapat termotivasi untuk turut berkarya khususnya di bidang seni, serta tercipta kolaborasi antara sekolah dengan lingkungan Desa Adat Sumerta.
Tak hanya tokoh seni dan adat, apresiasi juga disematkan pada sejumlah guru dan siswa berprestasi. Sebanyak empat siswa naik ke podium, tatkala nama satu-persatu disebutkan oleh sang pembawa acara. “Untuk siswa berprestasi, kami undang ke atas panggung, Ni Putu Saraswati Maharani Devidasi, Putu Mirah Wahyu Subagia Putri, Komang Arya Andika Wandira Kusuma, dan Ni Putu Miranda Putri,” sebut jelas I Nyoman Triduta Tari, salah seorang pembawa acara.
Memang bukan kali pertama penghargaan kepada siswa berprestasi digaungkan dalam acara HUT SMAN 3 Denpasar. Namun kali ini, ada hal spesial yang tampak berbeda. Prestasi yang diraih oleh Ni Putu Miranda Puteri dan Ni Putu Saraswati Maharani Devidasi datang dalam bentuk beasiswa kuliah penuh dari Presiden Jokowi melalui Kemendikbudristek tahun 2021/2022. Dimana Miranda memilih kuliah di Canada, dan Saraswati di Amerika Serikat. “Ini (dapat) menjadi motivasi kepada semuanya. Apa yang tidak mungkin akan menjadi mungkin, ketika adik-adik melaksanakan belajar secara disiplin. Yakinlah, pasti mampu,” tanggap Kadis Dikpora Provinsi Bali, KN. Boy Jayawibawa dengan senyum kecilnya, ketika diwawancarai Tim Madyapadma, Senin (17/1).
Munculnya beberapa nama siswa berprestasi tidak mungkin terjadi apabila tidak ada kontribusi guru di belakangnya. Salah seorang guru berprestasi tahun ini, I Wayan Phala Suwara selaku guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti mengaku senang dan berterima kasih atas penghargaan yang telah disematkan kepadanya. Ia menyatakan bahwa penghargaan yang ia raih akan menjadi motivasi bagi dirinya ke depannya. Motivasi dalam menjalankan tugas untuk mengajar dan membimbing siswa-siswi SMAN 3 Denpasar.
Waktu terus berputar. Tak terasa, puncak acara HUT SMAN 3 Denpasar telah rampung terselenggara. Namun matahari tampak tak lelah menyinari lapangan Trisma. Didampingi oleh Kepala SMAN 3 Denpasar, Drs. Ida Bagus Sudirga dan Ni Nyoman Rumiani, KN. Boy Jayawibawa berkeliling lingkungan SMAN 3 Denpasar. Bernostalgia lingkungan tempatnya menuntut ilmu kala 39 tahun silam. Di sela-sela perbincangan, Boy Jayawibawa dengan gembira mengapresiasi bidang Inkubator Bisnis Start-Up yang ada di SMAN 3 Denpasar, di bawah naungan Madyapadma Journalistic Park.
Boy Jayawibawa menyebutkan bahwa dukungan penuh akan disalurkan dari pemerintah dalam kebijakan Ekonomi Kerthi Bali untuk pelajar yang bergelut dalam bidang Start-Up. Bukan hanya itu, Boy memandang bahwa peran sekolah sangat dibutuhkan dalam memberikan layanan pendidikan bidang wirausaha. “Mereka kreatif, aktif, dan penuh daya cipta untuk menciptakan suatu produk. Mudah-mudahan itu nantinya semakin ditingkatkan, entah menyangkut produknya, harganya, maupun mutunya,” pungkas Boy.
Segala apresiasi yang terlontarkan hari ini tampaknya selaras dengan tema yang diusung dalam HUT Trisma ke-45, yakni “Sudha, Sidhi, Sidha, Sadhu”. Dimana Sudha berarti pembersihan, penyucian, dan pengosongan. Dengan ‘kekosongan’ itulah, kita dapat mengisi diri dengan ilmu pengetahuan (Sidhi). Maka dari itu, “Sudha” merupakan landasan untuk menjadi “Sidhi”. Ilmu yang telah kita miliki, akan menuntun kita untuk dapat meraih kesuksesan (Sidha). Dan bila keberhasilan telah dicapai, maka kita hendaknya menjadi orang yang Sadhu atau bijaksana. (cit/mcy)