Puluhan guru dan siswa berpakaian adat khas Trisma nampak telah memesan kursi masing-masing di Gedung Workshop SMAN 3 Denpasar. Antusiasme peserta tak surut, meski acara Webinar Bersama Alumni Trisma hari kedua berlangsung selama tiga jam, Kamis (13/1).
Waktu menunjukkan pukul sembilan pagi. Para peserta webinar telah siaga, menanti bahasan menarik yang akan mereka catat dalam sebuah buku di pangkuan masing-masing. Berbeda dengan hari sebelumnya, webinar kali ini bertajuk “Mengasah Kemampuan Akademik dan Wirausaha”, dengan empat orang alumni Trisma (SMAN 3 Denpasar –red) sebagai pembicara.
Dipandu oleh I Wayan Sumerta selaku moderator, pemikiran peserta dibuat lebih terbuka untuk menentukan kemana arah kemudi setir masa depan dalam webinar hari kedua ini. Pesan pembicara I Putu Gede Adiatmika selaku Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Informasi Universitas Udayana menjadi pengantar. “Kenali diri, kenali target kita,” ucapnya tegas.
Dalam pemaparannya, Adiatmika menyampaikan kiat-kiat masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), yang disimak betul oleh para peserta pelajar. Guna mendukung kiat tersebut, adapun hal-hal yang patut dipersiapkan sedari SMA. Meliputi nilai raport dari semester 1 sampai 5 serta memikirkan dengan matang jurusan yang akan digeluti dalam perkuliahan.Tak hanya itu, rekam jejak alumni sekolah bersangkutan turut menjadi dasar pertimbangan dalam penerimaan mahasiswa baru.
Melengkapi pembicaraan Adiatmika, pembicara lainnya yakni I Made Andi Arsana selaku Dosen Teknik Geodasi Universitas Gajah Mada menilai penting bagi siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang perkuliahan. Ada empat hal yang menurut Andi adalah alasan mengapa kita harus kuliah, di antaranya untuk memiliki pemikiran analitis, meningkatkan karir, memiliki kesempatan secara internasional, serta memperlebar jaringan.
Dalam menggapai karir, lulusan sarjana memang memiliki porsi yang lebih besar untuk diterima dalam dunia kerja, dibandingkan tamatan SMA. Namun ada yang lebih memilih untuk menyelami dunia kerja terlebih dahulu, ada pula yang nekat terjun langsung dalam dunia bisnis. Menanggapi hal tersebut, Ida Bagus Rai Budarsa selaku pembicara sekaligus founder dan CEO Hatten Wine menilai, akan lebih baik bila mencari pengalaman bekerja di perusahaan seseorang terlebih dahulu, terlebih di perusahaan yang tengah berkembang.
“Kalau bekerja di perusahaan yang sedang growing (berkembang –red), kita akan diajarkan dari bagaimana mulai membuat SOP, kita terlibat di sana,” jelas Rai Budarsa. Bila telah dirasa mengantongi cukup pengalaman, barulah terjun melahirkan usaha sendiri. Rai menambahkan, dalam memulai suatu usaha, hal pertama yang patut dilakukan ialah mencari ‘permasalahan’ di sekitar, bukan membuat produk. Sebab solusi yang kita berikan atas ‘masalah’ tersebut akan lebih dibutuhkan oleh pasar.
Madyapadma Startup
Namun dewasa ini, usaha tak hanya lahir dari kalangan mahasiswa atau lebih tinggi. Siswa SMA pun kini dapat melahirkan usaha rintisan atau yang lebih dikenal dengan sebutan start up, di bawah naungan inkubator bisnis. Pembicara lainnya, Kadek Surya Prasetya Wiguna yang merupakan founder sekaligus CEO Cau Chocolates mengungkapkan bahwa penting bagi suatu SMA memfasilitasi sebuah inkubator bisnis bagi siswa-siswinya yang berminat.
Soal pentingnya sebuah SMA menfasilitasi sebuah inkubator bisnis bagi siswa-siswinya, sudah dilakukan oleh Madyapadma Journalistic Park – SMAN 3 Denpasar. Saat Presslist 12 secara virtual bulan Desember lalu. Madyapadma meluncurkan incubator bisnis yang disebut Madyapadma Startup. Madyapadma Startup digagas oleh Pemimpin Umum Madyapadma Journalistic Park – SMAN 3 Denpasar periode 2020 – 2021, Ni Putu Gesika Hilliana Dewi. “Karena saya berharap ke depannya startup ini (Madyapadma Startup) menjadi salah satu keunggulan yang lain dari Madyapadma. Sekaligus meletakkan dasar kepekaan siswa terhadap masalah sekitarnya dan mencarikannya solusi serta menumbuhkan jiwa wirausaha,” tutur Gesika yang juga selaku founder Indinion (startup yang bergerak di bidang perfilman indie-red), beberapa waktu lalu.
Menurut Gesika, Madyapadma Startup kini sedang melakukan boothcamp startup dan melibatkan sembilan tim calon startup dari anggota ekstrakurikuler Madyapadma. “Saya bangga dapat mengikuti boothcamp startup di Madyapadma Startup,” tutur anggota Madyapadma yang baru terpilih sebagai Pemimpin Umum Madyapadma Journalistic Park periode 2022-2023, Ni Ketut Ayu Fitarini. Fita mengaku sudah satu setengah bulan mengikutinya boothcamp startup. “Saya akhirnya tahu ternyata membuat startup tidak sesederhana yang saya pikirkan. Di sini saya mempelajari mulai menggali masalah dan mencarikannya solusi sekaligus ide startup, membangun tim, bisnis model. Dan sekarang kita sedang memasuki tahap membuat MVP atau prototype,” papar Fita selaku Founder Arsipinyuk.
Kehadiran Madyapadma Startup diapresiasi founder sekaligus CEO Cau Chocolates, Kadek Surya Prasetya Wiguna. Menurutnya itu langkah yang bagus. “Karena mental seorang pengusaha itu harus dibentuk dari masih muda. Bahkan tidak harus dari SMA, bisa dari SD, SMP, itu bisa saja. Karena yang dibutuhkan oleh seorang pengusaha adalah mental,” tutur Surya Prasetya saat diwawancarai Tim Madyapadma, Kamis (13/1). Adiatmika turut berpesan, seorang pelajar maupun wirausaha jangan takut untuk bersaing dan jangan mudah terpengaruh omongan orang lain yang ingin memupuskan harapan kita. (cit/mcy/kaf).