Kini siswa sudah mulai dilaksanakan PTM pada awal Oktober. Rasa jenuh akibat lama diam di rumah pun terobati, namun terkadang masih was-was karena masih pandemi Covid-19
Kasus Covid-19 yang perlahan-lahan terkendali membuat pemerintah mulai menerapkan kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di sejumlah daerah di seluruh Indonesia.
Tujuan dari dimulainya menerapkan kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas yaitu agar menyelamatkan siswa akibat dari pembelajaran di rumah yang biasanya belajar dengan ramai disekolah semenjak pandemi menjadi sepi, sekaligus menyelamatkan dari tekanan psikis akibat belajar dari rumah yang sudah berlangsung lama. Di setiap sekolah menerapkan sistem belajar per-sesi yang di mana sistem belajarnya rata-rata dua jam pertemuan secara tatap muka, "Saya dapat sesi sore dan sedikit membosankan karena sistemnya tidak diroling juga," ujar Ni Kadek Dwi Tirta Riany (13) selaku siswa dari SMP Negeri 1 Sukawati saat diwawancarai oleh Tim Madyapadma pada Rabu (13/10).
Lain pula dengan Ni Kadek Nilla Dwi Cahyani (15) selaku siswa SMA Negeri 6 Denpasar yang dimana selang-seling menggunakan absen ganjil-genap, "Misalnya minggu ini absen ganjil jadi absen ganjil tatap muka absen genapnya dirumahkan begitu juga sebaliknya,” terang Cahyani.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim menjelaskan mengenai PTM terbatas bukan hanya sekedar upaya mengatasi ketertinggalan pembelajaran secara akademik, melainkan pembukaan sekolah ini juga untuk menyelamatkan siswa dari tekanan psikis karena merasa kesepian atau ketegangan dengan orang tua akibat belajar dari rumah yang sudah berlangsung lama. "Kadang enak kadang nggak. Tapi semenjak SMA mulai sibuk karena latihan jadi nggak jenuh lagi," ujar Nilla.
Meski demikian, kebijakan tersebut mengundang kekhawatiran dari para orang tua, mengingat anak berusia di bawah 12 tahun belum bisa menerima vaksin Covid-19 untuk meningkatkan imunitas, "Orang tua sudah mengizinkan tatap muka tapi balik lagi ke diri sendiri yang terpenting mematuhi protokol kesehatan, namun juga ada siswa yang masih juga tidak mau mematuhi protokol," ujar Dwi tirta (krn/cd/ckf)