Pemerintah Provinsi Bali menegaskan pada Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1943, jaringan internet tetap hidup namun hanya data selular dan Internet Protokol Television (IPTV) yang dimatikan selama 24 jam pada Minggu (14/3). Namun masih ada beberapa jaringan yang bocor.
Kebijakan pada tahun ini berbeda dan telah disampaikan oleh pemerintah di Provinsi Bali dan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali terkait internet saat Hari Raya Nyepi 2021. Menjelang Hari Raya Nyepi pada Minggu 14 Maret 2021 dimana tiga lembaga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terkait sosialisasi, koordinasi, pengawasan, serta evaluasi tidak adanya siaran selama pelaksanaan Nyepi. Tiga lembaga tersebut, yakni DPRD Bali, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali, serta Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfos) Provinsi Bali.
Namun masih saja ada beberapa jaringan internet yang bocor alias jaringan internetnya aktif dan diakses oleh data seluler di handphone. Hal tersebut dialami Anak Agung Veda Nandana (16) sebagai pengguna jaringan XL ini terkadang jaringan untuk data selulernya muncul ketika digunakan di daerah Pangerebongan dengan jarak kurang lebih hampir satu kilometer ke RSU Dharma Yadnya. “Dengan dimatikannya data seluler atau Wi-Fi saat Nyepi dapat membuat kita menjadi lebih fokus dalam melakukan Nyepi, mengurangi jumlah orang-orang yang bermain game online saat Nyepi yang dapat membuat gaduh karena game online dan media sosial lainnya yang dapat mengganggu keberlangsungan kegiatan Nyepi untuk orang tersebut atau orang sekitarnya, dan karena tidak adanya jaringan saat nyepi membuat kita bisa lebih menghabiskan waktu bersama keluarga dan orang terdekat," ujar Veda.
Selain di sekitar daerah Pengerebongan juga terjadi di beberapa lokasi yaitu tempat tinggal Nyoman Darma Santosha sebagai pengguna jaringan XL di Jalan Gandapura dengan jarak kurang lebih 350 meter ke RSU Dharma Yadnya. Made Utari Wangsa Intaran sebagai pengguna kartu XL di Jalan Gitasura dengan jarak kurang lebih 850 meter ke kantor produksi PDAM kota Denpasar. Gede Dipta Narayana sebagai pengguna jaringan Telkomsel di Jalan Batuyang dengan jarak kurang lebih dua kilometer ke BBMC Clinic (Batu Bulan Medical). Dan Agung Sri Anindya Swari sebagai pengguna jaringan Telkomsel di Jalan Pasekan dengan jarak kurang lebih 1.1 kilometer ke Premagana General Hospital.
Dalam hal kebocoran sinyal tersebut telah diungkapkan oleh Kepala Diskominfo Provinsi Bali, Gede Pramana. Gede Pramana telah menanggapi adanya kebocoran sinyal di wilayah Bali timur dan barat karena sinyal tersebut berasal dari Jawa Timur dan juga Nusa Tenggara Barat. Gede Pramana akan berusaha agar menurunkan tingkatan sinyal baik dari NTB maupun Jawa Timur agar tidak tertangkap sinyal di Karangasem dan Jembrana.
Made Adi Sukariawan, S.Pd. (35) selaku guru di kota Denpasar yang menyukai teknologi informasi berpendapat jika kebocoran internet merupakan hal yang wajar. “Bagi yang memerlukan koneksi data internet seperti instansi yang harus tetap bekerja meski Nyepi contohnya rumah sakit. Tetapi menggunakan atau tidak sebenarnya kembali kepada individu masing-masing. Jika memang ingin menyepi-nyepikan diri untuk meningkatkan serta menajamkan pikiran, akal dan budi, maka internet ada sekalipun bukan sesuatu yang diperlukan dibuka atau ditutup," papar Adi Sukariawan saat diwawancarai oleh Tim Madyapadma secara daring pada hari Sabtu (20/03).
Tidak hanya Adi Sukariawan, Ni Ketut Ayu Fitarini (16) selaku siswa SMA Negeri 3 Denpasar pun merasakan hal yang sama, "Apalagi saat Nyepi ada Catur Brata Penyepian salah satunya Amati Lelanguan dimana kita tidak boleh bersenang-senang, kalau misalkan ada net data, nantinya 'kan bisa main game, nonton, ya istilahnya senang-senang gitu juga," ujar Fita.
Fita merasakan ada beberapa pekerjaan yang diperbolehkan menggunakan internet, “Kalau misalkan instansi penting, seperti rumah sakit gitu masalahnya ‘kan perlu internet juga. Tapi tergantung orang-orangnya juga sih, asalkan mau mematuhi Catur Brata Penyepian, seharusnya Wi-Fi ataupun jaringan internet bukanlah halangan," tutup Fita. (cd/krn)