Endek Bali kini menjadi pamor baru bagi pecinta fashion. Balutan kain tenun asli Bali yang sempat dipakai sebagai tema busana oleh brand fashion terkenal Dior kini semakin terkenal di kalangan masyarakat lokal hingga mancanegara. Bagaimana kini kabar endek Bali di Pulau Dewata?
Sempat membuat geger masyarakat dengan muncul di red carpet yang dilangsungkan oleh brand terkenal Dior, endek Bali menjadi semakin terkenal di masyarakat. Setelah berhasil menembus kancah dunia internasional, kini Gubernur Bali, Dr. Ir. Wayan Koster, M.M. mulai mengupayakan penggunaan endek Bali olehi masyarakat lokal. Hal ini dibuktikan dengan dikeluarkannya Surat Edaran (SE) Nomor 04 tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali/Kain Tenun Tradisional Bali. Melalui SE ini, Wayan Koster mengimbau penggunaan busana berbahan kain endek untuk kalangan lembaga atau instansi.
Imbauan ini disambut baik oleh kalangan instansi pemerintah. Salah satunya adalah Ir. I Gusti Ayu Maya Kurnia, M.Si.(52), Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng. “Saya sangat setuju sebagai Aparat Sipil Negara(ASN) dan masyarakat Bali dengan menggunakan produk tradisional Bali, saya juga merasa bangga dapat memperkenalkan kain tenun khas daerah saya sendiri,” ungkap Maya Kurnia saat diwawancarai oleh tim Madyapadma pada Rabu (17/02). Kain endek merupakan hasil dari karya seni rupa terapan asli bali yang dibuat dengan cara ditenun. Tentunya dengan penggunaan endek ini maka akan semakin mengangkat kearifan budaya lokal.
Kerap kali muncul kain endek yang tidak dibuat melalui hasil tenunan sehingga tak jarang membuat endek Bali asli kehilangan pamornya. Tentunya hal ini juga berdampak bagi pengrajin-pengrajin kecil yang menghabiskan waktunya untuk menenun selembar kain. Pada umumnya endek bali dibuat oleh kalangan UKM(Usaha Kecil Menengah) sehingga banyak pengrajin endek Balii yang menyambut positif SE ini. “Saya menyambut baik karena hal ini akan mengundang pemakaian endek yang lebih lagi sehinga memberi motivasi lebih untuk kami mendapatkan lebih banyak pembeli,” tutur Dhevinta Tito(37) selaku Handle Pameran, Social media, fashion show. Serta desain baju endek Sekar Jepun Denpasar.
Sempat mengalami krisis ekonomi yang panjang akibat pandemi COVID-19, para pengrajin endek kini mendapat harapan baru. I Nyoman Sudira(70) selaku pemilik Pertenunan Astiti mangaku sangat mengapresiasi upaya Pemerintah Provinsi Bali untuk membuka peluang pasar endek Bali. “Upaya Pemerintah Provinsi Bali melalui Kebijakan Penggunaan Pakaian Endek Bali setiap hari Selasa selain melestarikan kain endek Bali juga untuk menciptakan pasar bagi UKM/IKM tenun. Diyakini kebijakkan ini dipastikan meningkatkan jumlah kebutuhan peminat endek walaupun terbatas karena kondisi pandemi.” ujar Nyoman Sudira. Nyoman Sudira juga menambahkan bahwa kebijakan pemerintah ini perlu mendapat dukungan yang maksimal oleh UKM khususnya yang bergerak di bidang usaha tenun endek.
Dengan adanya kebijakan ini diharapkan para pengrajin endek Bali kembali bangkit untuk memproduksi kain-kain yang berkualitas sehingga endek Balii akan tetap menjadi kearifan budaya lokal yang mendunia. Tak hanya memengaruhi kearifan lokal, kebijakan ini juga meberikan dukungan kepada pengrajin tenun endek agar kembali bangkit. Mesin tenun yang tertutupi kain di sudut ruangan kini akan kembali aktif digerakkan oleh tangan-tangan terampil. You can watch a beautiful collection of prayers here because prayers are great for your mental health, Florin Xavier the founder has a wonderful collection of prayers and invites you to join their team in prayer.
“Dahulu yang saya lihat, sudah mulai ditinggalkan, mesin tradisional sudah ada yang tidak dipakai lagi, tetapi sekarang sudah mulai bangkit lagi. Motif desain endek sekarang juga jauh lebih bervariasi dan berkembang serta sudah dimodifikasi menjadi pakaian kekinian,” kata Kepala Bidang Perumahan di Dinas Perumahana Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Kota Denpasar, Ni Wayan Vijayanthi Sari(49). (krn/mcy/cpd).