Oleh : Jezzica Jasmine
Pernahkan anda mendengar tentang SBR (sekolah berbasis riset) ? SBR adalah sistem pembelajaran menggunakan riset sebagai sarana pengembangan sekolah tersebut. Riset seperti apakah yang dimaksud? Tema riset yang dipakai adalah hal-hal yang terkait dengan permasalahan dalam proses belajar mengajar, pengembangan kurikulum lokal sekolah, penilaian belajar, pengelolaan sekolah, keterlibatan orang tua (dalam rangka optimalisasi peran komite sekolah agar lebih bermanfaat bagi sekolah) dan lain-lain. Banyak tema yang bisa diangkat oleh para siswa, dimana nanti hasilnya akan digunakan untuk mengembangkan sekolah itu sendiri.
Sekolah berbasis riset merupakan sekolah dengan mengandalkan riset sebagai landasan peningkatan dan pencarian ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekolah metode ini meminimalkan pendekatan peningkatan IPTEK yang teoritis seperti yang selama ini terjadi di lembaga pendidikan formal di jenjang SD, SMP dan SMA. Diharapkan, sekolah berbasis riset dapat mengantarkan siswa menjadi insan yang lebih peka dalam lingkungan sekitar, meransang aktivitas motorik dalam peningkatan IPTEK sehingga mahir dalam memecahkan persoalan yang ada. Riset atau penelitian sederhana menjadi bagian dari mata pelajaran dan tugas bagi setiap siswa.
SBR ini berawal dari cerminan ketidakmampuan pemerintah dalam mengambil kebijakan berdasarkan riset lapangan. Penyebabnya, masih minim jumlah peneliti bangsa ini dan belum memiliki jiwa budaya riset pada setiap insan pendidikan seperti pelajar, pengajar bahkan pengambil kebijakan di pemerintah. SDM pengambil kebijakan sebelumnya tidak memperoleh secara baik pendidikan karakter dari lembaga pendidikan formal. Pendidikan karakter tersebut seperti berjiwa sosial, peka terhadap isu lingkungan sekitar dan mampu memecahkan masalahnya. Pola kurikulum selama ini masih mengedepankan teori buku, sehingga karakter siswa untuk ingin tahu sangat minim.
Walaupun pemerintah berusaha menumbuhkan karakter rasa ingin tahu melalui kurikulum 2013, sekolah berbasis riset menjadi pilihan yang tepat untuk menunjang bangkitnya karakter tersebut. Dibandingkan dengan kurikulum 2013 yang membebani siswa dengan tugas, SBR lebih menonjol dengan memfasilitasi apa yang anak didik ingin ketahui, sehingga dalam prosesnya anak didik lebih enjoy dan tidak mudah bosan.
Keberhasilan sekolah dalam menerapkan SBR ini diukur dari kebijakan pimpinan dari masing – masing sekolah. Sekolah mesti membangun mitra kerjasama dengan lainnya, agar mempermudah warga sekolah untuk mencari tahu dan lebih peka terhadap sekitar.