Menelisik suasana dibalik tirai hitam di gedung merdeka kini dipenuhi dengan hembusan nafas memburu dan raut wajah tegang dari para peserta. Menanti detik-detik pengumuman para pemenang dari karya karya terbaik dalam YSA 7.
Di bawah Gedung Merdeka yang diselimuti langit sore menjelang malam dan waktu yang menunjukkan pukul setengah 6 temani acara puncak YSA 7 2019. Seluruh peserta terlihat menampilkan raut wajah was-was menanti pemenang dari nominasi-nominasi yang akan dibacakan oleh pembawa acara. Namun kesabaran peserta kembali harus diuji karena pembacaan pemenang dari nominasi-nominasi yang diawali terlebih dengan acara pra-awarding. Ruangan yang tadinya berisikan obrolan dan canda tawa para peserta kini sunyi dan hanya dengan gelapanya ruang dan memusatkan pandangan pada nominasi-nominasi yang terpampang di layar.
Namun ketika saatnya penentuan dari kerja keras yang dilakukan oleh para filmmaker sejak berbulan-bulan akan ditentukan ruangan yang tadinya berisikan obrolan dan canda tawa para peserta kini sunyi. Hanya musik pengiring dan pembaca nominasi yang menjadi pendamping keresahan dari para peserta dibalik gelapnya ruangan. Selurah pandangan peserta memfokuskan pada satu-satunya cahaya terang yang terpampang di titik depan. Melihat nominasi-nominasi serta cuplikan film yang menjadi saingan mereka dalam perlombaan kali ini.
Ketika lampu dihidupkan saat itulah pembawa acara mulai membuka amplop yang berisikan nasib dari para peserta. Rasa penasaran sekaligus cemas menemani diri setiap peserta menanti nama yang akan dibacakan dari secarik kertas putih yang baru dikeluarkan dari sarangnya. Ruangan yang tadinya sunyi dan diiringi dengan musik pengiring berubah menjadi riuh dipenuhi dangan gemuruh tepuk tangan dan suara riuh para peserta ketika karya mereka dibacakan sebagai pemenang.
Saatnya Penerimaan penghargaan dari Madyapadma Journalistic Park Award Sineas Pemula Film Cerita, SMP Negeri 3 Denpasar mendapat penghargaan ini. Film dengan judul sekeping harapan ini mengangkat tema horror. Persiapan yang dilakukan selama hampir 2 minggu ini mendapat beberapa hambatan dari pembuatannya . “Hambatannya itu di mental karena bener-bener nyari tempat yang sesuai sama cerita jadi nyari tempat yang kesannya horor,” jelas I Made Dioladiva Satyawedhana (14) selaku salah satu crew film Sekeping Harapan.
Mahasiswa Institut Seni Indonesia Padang Panjang dengan karya filmnya Pesawat Kertas terlihat menampilkan gurat wajah lega dan dihiasi dengan senyuman. Meraih banyak nominasi di YSA 7 inipun menjadi bayaran atas segala kerja keras serta rasa lelah perjalanan dari Pulau Sumatra menuju Pulau Dewata ini. Beberapa nominasi diantaranya adalah Skenario Film Cerita Terbaik, Poster Film Cerita Terbaik, serta Pemeran Wanita Terbaik. Menempuh waktu pembuatan yang cukup singkat dengan berbagai kendala yang ada serta kurangnya pengalaman dalam persaingan di YSA tidaklah menjadi halangan untuk menjadi sang juara. “Awalnya ga nyangka bakal masuk nominasi apalagi dapat juara di kategori itu karena persiapan yang hanya 4 hari apalagi kondisi cuaca dan alat yang tidak mendukung semakin mengurangi rasa percaya diri,” tutur Deri Rahmawati (21) salah satu crew dari film Pesawat Kertas. Sementara itu peraih film fiksi terbaik YSA 7 ini disabet oleh pemuda yang beranjak dewasa yakni Institut Kesenian Jakarta dengan film yang berjudul Hari Yang Menyenangkan.
Suasana menjadi kembali hening ketika saatnya pembacaan Film Dokumenter terbaik. Aura ketegangan kembali menguar dari diri setiap peserta. Kembali harus tertimpa rasa penasaran menanti nama pemenang keluar dari bibir pembawa acara. Ketika judul film Tambang Pasir dari SMA Negeri Bukateja Purbalingga disebutkan suasana gedung kembali riuh oleh seruan dari para peserta. Sayangnya pemenang berhalangan untuk hadir di acara YSA 7.
Harapan pula diungkapkan oleh seluruh peserta baik untuk timnya sendiri dan seluruh pihak YSA untuk kedepannya. “Semoga kedepannya YSA bisa lebih baik dan untuk tim semoga kerja samanya semakin kompak,” tutup Dio.