Dengan suara khasnya, pasangan MC yang tadi mengenakan batik kebanggaan trisma kini kedapatan telah berganti busana mengenakan kaos yang bertuliskan Madyapadma Institute dan selingan bawahan celana panjang bercorak gelap kini kembali menyambut rentetan acara YSA 7 dilokasi yang berbeda. .
Ya, rangkaian acara YSA 7 kini kembali dilanjutkan lokasi berbeda yang beralamat dijalan Surapati ialah Gedung Merdeka. Acara yang dihadiri kembali oleh para peserta yang berhasil masuk nominasi YSA 7 inipun berhasil mengambil hatinya, pasalnya tampilan suasana acara YSA 7 ini menjadi sorotan para peserta dari dalam hingga luar daerah Bali pada acara Screening Film yang digelar sebagai acara kelanjutan sekaligus sebagai pembukaan YSA 7 dilokasi yang berbeda tersebut.
Pilihan panitia dirasa tepat untuk memilih tiga judul Film Dokumenter dan Film Fiksi pemenang YSA ke 4 dan ke 5 sebagai film yang diputar dalam screening yang berlangsung hingga pukul 14.45 WITA .
Tak sedikitpun pandangan para hadirin yang memadati ruangan yang beratapkan corak coklat kedip sedikitpun, sejak pukul 13.50 WITA film dokumenter yang berjudul Jenitri itupun berhasil mencuri hati para penyimaknya, apalagi film dokumenter terbaik YSA 4 ini mengangkat isu mengenai kehidupan realita masyarakat di daerah yang nyatanya tidak selancar menggunakan bahasa internasional layaknya masyarakat kota.
Dilanjutkan dengan film yang mengisahkan kehidupan di dunia fiksi yang di garap oleh pemuda kreatif Indonesia yang berhasil keluar menjadi film fiksi terbaik YSA 4 berjudul Pagi, film yang memberikan kesan tersirat itupun diakui oleh para penyimaknya jatuh sebagai film favorite dari ketiga film yang ditayangkan pada YSA 7 ini. “ Film yang judulnya pagiiii yang paling berkesan,” celetuk para penonton ketika ditanyai oleh MC mengenai film yang terbaik sore hari itu.
Selain itu, film yang menceritakan realita kehidupan daerah ambon mengenai masyarakat di pesisirnya yakni berjudul Pendayung terakhir sekaligus sebagai film dokumenter terbaik YSA 6 ini dirasa menjadi penutup screening film yang manis, pasalnya film yang mengambil latar alam Indonesia dipesisir laut itupun dapat menyegarkan mata karena tampilan gambar yang begitu alami menggambarkan kekayaan Indonesia.