Pasang surut minat kain Endek Bali mendorong munculnya kebijakan baru di kalangan instansi pemerintah dan aparatur negara. Lalu bagaimana pengaruh penerapan kebijakan kain Endek Bali sesungguhnya? Berikut adalah penjelasan Ni Wayan Vijayanthi Sari selaku pegawai instansi pemerintah pada Rabu (25/5).
Siapa yang mengeluarkan kebijakan ini dan kapan kebijakan ini diterapkan?
“Kebijakan Endek Bali dikeluarkan oleh Gubernur Bali dalam SE Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2021 tentang penggunaan kain tenun Endek Bali/Khas Tradisional Bali. Kebijakan ini sudah ditetapkan Januari 2021 lalu dan ditunjukkan untuk instansi pemerintah dan aparatur negara. Sebenarnya, dahulu sudah diterapkan kebijakan oleh pemerintah daerah untuk memakai endek setiap hari Selasa. Konsepnya dulu diharuskan memakai seragam endek setiap instansi negara. Tetapi, kalau sekarang sudah diperbolehkan memakai pakaian endek bebas.”
Apa faktor-faktor yang mendorong serta memengaruhi munculnya kebijakan penggunaaan endek Bali?
“Yang pertama itu, kain Endek adalah kain tradisional Bali. Dengan kebijakan ini keberadaan kain endeknya diangkat. Kedua kebijakan ini mendorong perekonomian UMKM,. Dimana pengrajin akan ikut terpengaruh dengan peningkatan ekonomi. Kebijakan ini turut memberikan rasa identitas sebagai orang Bali. Selanjutnya, kebijakan ini juga memunculkan adanya inovasi-inovasi baru dalam motifnya. Dimana pemerintah juga mendorong hal ini melalui penyelenggaraan event event seperti fashion endek, pagelaran busana endek dan lomba-lomba endek lainnya. Selain itu, kalau di Bali, desain motif endeknya bervariasi tapi tidak keluar dari pakem motif tradisional.”
Lantas, siapakah yang akan terdampak dengan adanya kebijakan ini?
“Tentunya para pengrajin endek dan UMKM banyak terkena dampak positifnya, mereka jadi lebih banyak memproduksi. Dahulu yang saya lihat, sudah mulai ditinggalkan. Mesinnya sudah ada yang tidak dipakai lagi, tetapi sekarang sudah mulai bangkit lagi. Motif desain endek sekarang juga jauh lebih bervariasi dan berkembang. Selain itu, mulai muncul pagelaran busana khusus endek. Jadi sebetulnya ini meningkatkan perekonomian juga. Dengan banyaknya UMKM baru yang bermunculan, masyarakat juga didorong untuk mengenal dan menggunakan endek Bali.”
Salah satu masalah yang muncul dan memengaruhi kebijakan ini adalah munculnya kain yang menyerupai endek Bali. Menurut Anda, bagaimana kebijakan ini dapat menanggulangi peristiwa tersebut?
"Permasalahan endek ini sudah ada sebelumnya dan munculnya kebijakan ini supaya endek Bali bangkit lagi dan lebih terkenal. Lalu, muncul endek tiruan yg datang dari China dengan harga yang sangat murah dan sudah menjadi baju siap pakai. Motifnya seperti endek Bali tetapi itu pabrikasi. Sebelum adanya produk yang menyerupai endek itu, banyak masyarakat termasuk pegawai sudah senang. Tetapi, ternyata sebagian produksi endek ini ada di luar Bali. Kemungkinannya karena besarnya peminat kain endek, jadi dibawa sebagian produksinya ke Jawa.”
Apa pesan dan harapan anda untuk kain endek Bali?
“Harapannya supaya kain endek Bali perlu ditingkatkan kreativitas dan inovasinya sehingga mampu mendapatkan produk yang lebih berkualitas dan harga murah. Serta, perlu adanya proteksi dari pemerintah Bali untuk produk endek Bali yang asli, yaitu yang ditenun terhadap kain endek yang dipabrikasi agar kain endek pabrikasi itu dilarang diperjualbelikan di Bali.”