Membentuk SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul merupakan salah satu kunci penting dalam pembangunan dan daya saing suatu negara di era globalisasi saat ini. Negara yang memiliki sumber daya manusia berkualitas cenderung lebih mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi, meningkatkan produktivitas, dan mendorong inovasi, sehingga memperkuat posisi ekonominya di kancah internasional. Selain itu, SDM unggul menjadi fondasi dalam menciptakan masyarakat yang mandiri, berintegritas, dan berdaya saing tinggi. Hal ini selaras dengan tujuan Indonesia untuk mewujudkan "Indonesia Emas 2045," di mana negara memiliki visi untuk menjadi negara tangguh, sejahtera, inklusif, dan berkelanjutan.
Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan yang memadai adalah hal mendasar yang membentuk fondasi itu sendiri. Sayangnya, rendahnya kualitas pendidikan di beberapa wilayah menjadi salah satu penyebab krisis sumber daya manusia di Indonesia. Permasalahan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah belum meratanya pendidikan di Indonesia. Selama ini, sistem pendidikan Indonesia terasa berat sebelah. Di mana pendidikan lebih difokuskan dan terpusat di Pulau Jawa. Meskipun di setiap pulau sudah disediakan sekolah, namun hal tersebut belumlah berjalan secara maksimal seperti halnya sekolah di Pulau Jawa.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Indonesia memiliki beberapa program pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan akses, kualitas, dan pemerataan pendidikan di seluruh wilayah. Salah satunya adalah Bantuan Operasional Satuan Pendidikan Kinerja (BOSP Kinerja), yang memberikan dana kepada sekolah-sekolah untuk mendukung kegiatan operasional dan mengurangi beban biaya pendidikan bagi peserta didik. satuan pendidikan yang menerima BOSP Kinerja terdiri dari tiga kategori. Diantaranya adalah sekolah yang melaksanakan program Sekolah Penggerak (BOSP Sekolah Penggerak), sekolah yang memiliki prestasi (BOSP Kinerja Sekolah Prestasi), dan sekolah yang memiliki kemajuan terbaik (BOSP Kinerja Kemajuan Terbaik).
Program-program ini merupakan upaya alokasi dana tambahan bagi sekolah-sekolah dengan kinerja baik, terutama yang berhasil meningkatkan mutu pendidikan dan memiliki tata kelola yang efektif. Adapun Program Sekolah Pengimbasan, di mana sekolah-sekolah unggul dan berprestasi ditugaskan untuk membimbing sekolah-sekolah lain agar mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan manajemen. Program ini bertujuan untuk memperkecil kesenjangan mutu pendidikan antar sekolah serta menciptakan budaya saling berbagi dan kolaborasi antara pendidik dan pihak sekolah.
Dalam pelaksanaannya, beberapa sekolah di Indonesia telah berhasil menjadi contoh implementasi program-program tersebut dan menunjukkan hasil positif, baik dari segi peningkatan kualitas pendidikan maupun pengelolaan sekolah. Salah satu sekolah yang berhasil mengimplementasikan program tersebut di Pulau Bali adalah SMAN 3 Denpasar, yang dikenal sebagai salah satu sekolah berbasis riset di Indonesia, dengan diraihnya banyak prestasi bidang penelitian dari tingkat regional hingga Internasional.
Di tahun 2023 SMAN 3 Denpasar telah ditunjuk sebagai sekolah penerima BOSP Kinerja Sekolah Prestasi, tetapi belum berhasil meraih gelar menjadi sekolah pengimbas. Hingga tepat setahun setelahnya pada tahun 2024, selain menerima BOSP Kinerja Sekolah Prestasi, SMAN 3 Denpasar berhasil menjadi sekolah pengimbas. Menurut Kadek Dwi Rustinawati selaku kepala sekolah SMAN 3 Denpasar sendiri, fenomena ini dapat terjadi karena prestasi siswa-siswi SMAN 3 Denpasar telah dinilai “sudah layak” untuk diimbaskan kepada anak-anak lainnya di lapangan SMP maupun SMA.
Kerja keras dan perjuangan SMAN 3 Denpasar untuk mencapai titik ini sudah sepatutnya diapresiasi, karena perjalanan mereka tidaklah mudah. Untuk mendapat gelar sekolah penerima BOSP Kinerja Sekolah Prestasi itu didasarkan pada capaian prestasi anak-anak yang terangkum pada sistem informasi manajemen talenta. Puspresnas (Pusat Prestasi Nasional), memiliki suatu sistem untuk merangkum prestasi yang diperoleh oleh satuan pendidikan. Jadi setiap tahun prestasi dari bidang olahraga, bidang riset dan inovasi, bidang seni akan terangkum di sistem informasi manajemen talenta. Berdasarkan sistem informasi manajemen talenta, prestasi siswa/i SMAN 3 Denpasar lebih berfokus di bidang riset dan inovasi, sehingga pihak sekolah SMAN 3 Denpasar meminta siswa/i yang berkecimpung di bidang terkait untuk mengimbaskan prestasi dari bidang jurnalistik dan juga karya ilmiah remaja untuk diimbaskan pada siswa/i di SMP. Karena rasanya tak lengkap jika hanya menggunakannya untuk diri SMAN 3 Denpasar sendiri, tanpa bisa dibagi bersama orang lain. Oleh karena itulah, SMAN 3 Denpasar menggarap sebuah acara yang bertujuan untuk membimbing sekolah-sekolah lain di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) agar mampu meningkatkan kualitas pendidikan dan manajemennya.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap gelar yang telah di emban, SMAN 3 Denpasar pun perlu melakukan pengelolaan yang tepat dan transparan. Dalam sistem BOSP Kinerja Sekolah Prestasi terdapat anggaran khusus dengan capaian maksimal untuk prestasi. Untuk sekolah yang berprestasi itu maksimal akan mendapat dana sebesar 100 juta untuk mendukung kegiatan. Karena SMAN 3 Denpasar sendiri telah menjadi sekolah pengimbas, sekolah ini pun mendapat tambahan dana sebesar 60 juta yang digunakan untuk pengimbasan. Dalam hal ini, pihak SMAN 3 Denpasar harus teliti untuk melakukan pengelolaan dana. Pihak sekolah patut menaati peraturan-peraturan yang mengarahkan penggunaan dana untuk bos operasional. Dengan kemajuan teknologi, segala hal telah tersistem. Pihak sekolah pun wajib membentuk sebuah tim yang berfungsi untuk mengkaji kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan untuk menunjang gelar sekolah penerima BOSP Kinerja Sekolah Prestasi dan sekolah pengimbas. Sehingga dana yang ada tepat sasaran, tepat guna, dan tidak melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan.
Evaluasi terhadap sistem ini pun rutin dilakukan, dalam hal ini SMAN 3 Denpasar memanfaatkan penggunaan teknologi dengan aplikasi penggunaan dana bernama ARKAS (Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah), sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan serta pertanggungjawaban dana bantuan operasional satuan pendidikan (BOSP) di satuan pendidikan dasar dan menengah secara nasional.
Keberhasilan SMAN 3 Denpasar dalam mengimplementasikan program BOSP Kinerja Sekolah Prestasi dan menjadi sekolah pengimbas menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, sekolah-sekolah di Indonesia dapat tumbuh dan memberikan dampak positif bagi pendidikan nasional. Dengan semakin banyak sekolah unggul yang berperan aktif dalam program pengimbasan, visi Indonesia Emas 2045 akan semakin dekat terwujud, di mana sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi menjadi pilar utama dalam mencapai masyarakat yang sejahtera, dan berkelanjutan.