Meskipun baru berusia 16 tahun, Dewa Gede Natih Anand Jagadhita telah membuat hari-harinya semakin produktif. Generasi Emas Indonesia 2045 menjadi motivasinya dalam meluncurkan podcast, bisnis, dan berbagai project.
“Be Unique”. Itulah kata yang pertama kali terucap oleh Dewa Gede Natih Anand Jagadhita saat ditanya mengenai salah satu prinsip hidupnya. Menurutnya, menjadi unik dan berbeda adalah prinsipnya dalam memulai suatu karya. Hal ini menjadikan pria kelahiran Denpasar, 2 November 2005 ini yakin untuk membuat sebuah podcast yang diberi nama Storymate Podcast.
Penggarap podcast di kalangannya juga menjadi salah satu semangatnya dalam memulai podcast. “Kalau dilihat-lihat, berapa banyak sih remaja Bali yang bikin podcast dengan pembahasan nggak receh ala remaja? Walaupun karyaku nggak bagus-bagus amat, aku harus tetap yakin,” tuturnya dengan percaya diri.
Tak hanya itu, laki-laki yang kerap disapa Dode ini juga disibukkan dengan bisnis online-nya. Dode.hypestore, usahanya yang bergerak di bidang fashion ini sudah didirikan sejak April 2020. Namun, ia dibantu oleh dua orang temannya dalam membangun usahanya. Hal inilah yang membuatnya memiliki lebih banyak waktu untuk mengontrol podcast dan juga bisa. “Bisnis ini kan udah dari lama, ada dua teman juga yang mau join (gabung - red) dan ikut bantu-bantu. Jadi, aku sendiri punya waktu kosong untuk kontrol keduanya,” ujar laki-laki yang hobi bermain musik ini.
Beberapa waktu lalu, laki-laki yang ternyata pernah menjabat sebagai ketua OSIS ini juga mengunggah project terbarunya di kanal YouTube timnya. Remind 2021 yang merupakan karya pertamanya dalam Cidha Project menggabungkan konsep antara film pendek, monolog, dan juga rewind. Karya yang dibuat bersama beberapa teman-teman angkatannya ini bertujuan untuk mengingatkan kembali tentang apa yang sudah dilalui mereka selama tiga tahun terakhir saat duduk di bangku SMP.
Masa-masa SMP nya terutama pengalaman menjadi ketua OSIS juga membuatnya belajar semakin berkembang. Seperti berbicara di depan umum, menguasai keadaan, bekerja dengan banyak orang, membuat sebuah keputusan, dan masih banyak lagi. “OSIS memang ngasih aku banyak pembelajaran, dan sekarang pun masih tetap belajar. Justru semangat datang dari cerita-cerita alumni yang pernah gabung di OSIS juga,” ucap laki-laki berkacamata ini.
Namun, itu semua berangkat dari pengetahuannya akan generasi emas Indonesia 2045. Dengan harapan remaja saat ini yang nantinya akan membawa perubahan signifikan karena menjadi populasi mayoritas. Tetapi, itu semua tidak akan terjadi apabila seseorang tidak memiliki keberanian untuk membuat perubahan, memiliki tingkat pengetahuan yang rendah, dan masih banyak faktor lainnya.
“Jadi, aku berusaha untuk memperjuangkan itu secara kecil-kecilan. Aku pengen diriku sendiri dulu yang punya keberanian itu dengan pemikiran ingin terus belajar. Karena di tahun 2045, kira-kira generasi kita berumur 30-40 tahun yang merupakan usia produktif nantinya akan membawa perubahan bagi bangsa kita sendiri,” katanya dengan serius.
Remaja yang juga kerap mendapat ranking (peringkat – red) di kelasnya ini juga memberikan pesan dan semangatnya kepada teman-teman lainnya di luaran sana. Menurutnya, sebagai generasi muda pastinya harus tetap semangat dan pantang menyerah. Jangan takut memulai, karena berkarya adalah tentang berproses. “Keep on doing it! Nggak papa kalau gagal di umur kita sekarang. Namanya juga baru mulai dan butuh proses. Prosesnya harus dinikmati. Cobalah semua kolam yang ada, dan cari kolam mana yang suhunya paling pas buat kamu. Tapi jangan lupa istirahat, karena istirahat juga penting,” terang laki-laki pemilik senyum manis ini.
Terakhir, ia berharap bahwa dirinya harus bisa lebih pandai dalam mengatur waktunya. Apalagi nanti saat sudah memasuki masa-masa SMA. Hal-hal tidak penting sebaiknya dibuang dan digantikan dengan kegiatan yang lebih produktif. “Aku juga belum se-sempurna itu. Tapi aku mau kita jalan sama-sama, supaya nanti finish dan tinggi juga bersama,” jelasnya dengan penuh harap. (mai)