Kesuksesan dan kemandirian tidak selalu harus diukur dari prestasi semata. Sebaliknya, kunci utamanya terletak pada keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan menghadapi ketakutan terhadap kegagalan.
Banyak pelajar yang masih ragu dan kurang yakin mengenai langkah-langkah mereka ke depan. Meskipun begitu, ada beberapa di antara mereka yang telah merumuskan rencana dengan matang. Tetapi, apakah mereka benar-benar akan memusatkan perhatian pada jalur yang telah mereka pilih? Belum bisa dipastikan. Beberapa remaja bahkan mengambil langkah ganda dalam menentukan arah hidup mereka. Takdir, pada akhirnya, akan membawa kita kemanapun kita pergi.
Tingkat ekonomi yang semakin tinggi, membuat semakin banyak perusahaan yang berinovasi dalam meningkatkan daya saing produknya. Tentu, diperlukan tenaga kerja yang handal dan kreatif. Demi menghasilkan pelajar yang terdidik, berkarakter dan kreatif, Trisma menghadirkan Program Student Company Trisma. Student Company merupakan program dari Prestasi Junior Indonesia (PJI). Program ini bertujuan mendorong tumbuhnya jiwa kewirausahaan sejak dini. Program ini juga merupakan upaya untuk mengembangkan potensi talenta muda Indonesia di bidang kewirausahaan. Student Company di Trisma sendiri mendapatkan bantuan mentoring dari Prestasi Junior Indonesia (PJI) dan PT. Sari Coffee Indonesia (Starbucks Indonesia).
Student Company Trisma menghadirkan sebuah produk kreatif dan unik dengan nama ‘Widhoti Endek’. Widhoti Endek sendiri merupakan produk kreatif dan inovatif berbahan dasar endek tenun asli. Hadir dengan berbagai macam produk, diantaranya pouch dan tas tumbler, membuat produk Widhoti Endek ini unik dan berbeda dari yang lain. “Produk Widhoti Endek menggunakan endek tenun asli bukan hasil print. Produk Widhoti Endek memiliki desain yang fashionable. Produk ini dibuat dengan kain goni, sehingga lebih ramah lingkungan. Untuk produk pouch dan tas tumbler, produk ini dibuat dengan kain kanvas anti air,” terang Ni Made Dwi Utami Yogi (37) sebagai pembina dari Student Company Trisma.
Melihat respon pasar yang positif, jumlah pemesanan Widhoti Endek semakin meningkat. Namun, dengan peluncuran produk Widhoti Endek yang berdekatan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru 2024, terdapat beberapa kendala yang terjadi di pemesanan produk. “Untuk saat ini kami hanya melayani pesanan sesuai dengan design yang sudah kami buat dan belum bisa melayani permintaan costum dari konsumen. Masukan dari konsumen kami catat untuk pengembangan produk kedepannya,” ujar Utami Yogi (37). Menurut Utami Yogi (37), terdapat perubahan dalam komunikasi atau pemasaran setelah melihat respons pasar yang membludak. Menurut beliau, perubahan yang mungkin terjadi lebih pada intensitas komunikasi, terutama koordinasi masalah finance dengan produksi karena pengerjaan PO yang sudah masuk membutuh biaya yang cukup tinggi. Komunikasi yang semakin intens juga dengan pihak penjahit karena mulai menemukan pola produksi yang lebih efisien.
“Untuk mengatasi tantangan keterbatasan tukang jahit sementara kami masih close order, untuk menghindari kekecewaan yang lebih banyak dari konsumen. Untuk sementara kami masih memfokuskan pada penyelesaian PO (pre-order) yang masuk saat launching. Kedepannya kami akan melakukan penyiapan lebih banyak stok, sehingga kami tidak perlu menggunakan system PO lagi. Konsumen dapat langsung memilih barang yang mereka sukai,” terang Utami Yogi (37) lagi. Demi memperluas kapasitas produksi, Widhoti Endek sedang berusaha melakukan penjualan saham sebagai modal produksi dan sedang mencoba mencari penjahit sebagai alternatif lain. “Sedari awal kami berkomitmen untuk menjaga kualitas produk kami, sehingga kami tidak mengurangi atau mengganti bahan baku sama sekali untuk tetap menjaga kepuasan konsumen. Pengerjaan juga dibuat sebaik mungkin sehingga kualitas jahitan tetap terjaga,” ujar Utami Yogi (37).
Komang Feronika (16) menjabat sebagai Vice President Production di Student Company Trisma. Feronika (16) bersama timnya memastikan kualitas terbaik dalam hasil produk yang akan dijual. Dalam pembuatan produk, mereka menggunakan jenis kain goni, kain kanvas, dan kain endek. Menurut pandangan mereka, ketiga kain tersebut tidak hanya memiliki nilai estetika yang tinggi, tetapi juga kualitas yang baik. Selain itu, pilihan ini dianggap sangat ramah bagi lingkungan. “Untuk saat ini kami baru memiliki rencana untuk melakukan inovasi di bagian desain produknya,” ungkap Feronika (16).
Dalam pelaksanaan kegiatan produksi, beberapa kendala muncul sebagai tantangan. Salah satunya adalah tim produksi menghadapi situasi di mana vendor memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjahit produk yang akan dijual karena pesanan yang banyak dari tempat lain. Selain itu, lokasi tempat menjahit produk juga terletak cukup jauh dari lokasi sekolah. Mereka kembali merundingkan kendala ini dengan pembina Student Company Trisma untuk mencari alternatif. Feronika (16) menjelaskan, "Untuk kedepannya, jika memungkinkan, kami berencana melakukan pengambilan produk melalui pengiriman gosend. Kami hanya akan pergi ke tempat tersebut untuk nge-drop bahan-bahan produksi dan mendiskusikan desain baru dengan vendor.”
Feronika (16) juga menyampaikan pesan dan harapan kepada Student Company Trisma, “Terus semangat untuk kedepannya, semakin click chemistry satu sama lain, tetap kompak walaupun memiliki pendapat yang berbeda beda, dan harapannya semoga produk produk Student Company Trisma bisa semakin dicintai peminatnya dan produknya semakin dikenal di segala kalangan, dan harapan kami Student Company Trisma bisa memproduksi produk-produk yang semakin bervariasi kedepannya.” tutur Feronika (16).
Sebagai anggota, Aurakasih Cetaanjali Tanama Putra (16) menyatakan bahwa pada hari peluncuran yang dihadiri oleh pihak sponsor (Starbucks), PJI, dan pihak sekolah, mereka mendapat beberapa masukan dan apresiasi sebagai reaksi dari para calon pembeli. Selain barang, penjualan saham juga memiliki cukup banyak peminat. “Ketika kita open PO di launching kemarin, kami menerima sejumlah pesanan yang cukup banyak,” ungkap Aura (16). Mereka juga telah merencanakan strategi dari awal produksi untuk mengatasi kesulitan dalam mencari penjahit di akhir tahun. “Dari pihak Widhoti ada bidang yang bernama Quality Control. Bidang ini yang akan memastikan setiap produk Whidoti diproduksi sebagaimana mestinya tanpa adanya cacat.” ujar Aurakasih (16)
Dengan demikian, kesuksesan Student Company Trisma dalam menghadirkan produk kreatif 'Widhoti Endek' tidak hanya mencerminkan keberhasilan bisnis, tetapi juga menciptakan peluang bagi para pelajar untuk belajar dan tumbuh dalam kewirausahaan. Meskipun dihadapkan pada kendala distribusi dan peningkatan permintaan yang mendadak, semangat dan komitmen mereka dalam menjaga kualitas produk menjanjikan eksistensi yang berkelanjutan. Semoga langkah-langkah ini membuka pintu bagi perkembangan kreativitas dan kemandirian generasi muda di Indonesia. (trn/chy/dcl)