“Curik - curik semental alang alang, boko - boko tiang melipohe,” begitulah lirik yang terdengar pada alunan lirik lagu Bali anak - anak itu. Dimana irama dari lagu tersebut, terpancar dari kereta mini yang berputar dengan gemerlap lampunya.
Putaran dari kereta mini tersebut kerap disebut sebagai odong–odong oleh masyarakat Indonesia. Terlebih lagi ketika masyarakat Indonesia terutama seorang Ibu, yang satu tangan nya menggendong sang anak dan satunya lagi sibuk melambaikan tangan kepada tukang odong odong. “Biasanya yang naik odong – odong ini tu anak umur 3 sampai 4 tahun, ya yang lagi belajar duduk itu lah,” ungkap Hasan, seorang tukang odong - odong yang gesit mengelap noda pada kursi berbentuk wajah kartun itu. Dimana saat itu, cahaya matahari yang akan terbenam sedang menyoroti raut wajah Hasan dengan keringatnya yang bercucuran. Terlebih lagi dirinya yang harus merangkai kabel yang menjuntai dari stop kontak menuju pusat lampu pada odong - odong.
Sementara itu lampu odong odong di pasar Kreneng Denpasar itu, justru menjadi satu di antara bintang utama pemikat sang buah hati dan menjadi ancaman pengeluaran dari kantong saku. “Walaupun paling sering ngebenerin lampu, tapi karena lampu ini justru ngebuatpenghasilan lebih dari cukup,” ujar Pria asal jawa timur ketika diwawancarai pada tanggal 29 April 2024. Ternyata di balik penampilan Hasan yang menggunakan baju kaos, celana pendek, dan ditambah sandal jepit yang jika diperkirakan harganya yang tak mencapai lima puluh ribu itu, justru berhasil memikat banyak pelanggan. Ditambah lagi bahwa kekuatan dari kereta dari rangka besi ini ternyata lebih menggencar, walaupun di tengah serangan gadget yang merajalela. “Justru selalu rame ini odong odongnya, bahkan bisa sampe ngerengek,” Tegas Hasan, sosok ayah dari satu anak itu.
Bagi Hasan yang sudah menyetel lagu anak – anak hampir 15 tahunan, odong - odong ini justru tak pernah padam dari setiap generasi. Hal ini bisa terjadi satu diantaranya karena tempat di pasar kreneng yang lokasinya terdapat suatu keunggulan. “Ini kan bapak ibunya pada makan, terus anaknya di titip di odong – odong,” lontar Hasan yang kini menginjak umur 30. Tempat strategis yang dimaksud karena berada di deretan kuliner kreneng yang ditambah ketika sang surya telah hilang, maka bangkitlah sinar kedap kedip dari pojok timur gapura pasar rakyat kreneng. “ini pas lagi makan soto terus anak ngerengek mau naik odong odong,” pungkas Yuli, perempuan yang sedang asyik menikmati hidangan dengan tatapan mengawas pada buah hati yang duduk di kereta berbentuk muka spongebob itu. Dengan kereta yang terpampang berbagai wajah sosok kartun, dengan modifikasi menyesuaikan lekukan kereta, para anak seakan masuk kedalam sensasi petualangan kecil ini. Yuli juga menambahkan bahwa odong – odong ini justru menjadi solusi yang tetap penuh kecerianuntuk pemisah buah hatinya dengan gadget. “Kadang sampe ada yang nangis takut naik, terus entarnya nangis lagi gak mau turun,” canda Hasan sambil terkekeh.Tetapi, adegan drama anak itulah yang menjadi penambah kiriman Hasan kepada keluarga.
Kiriman Hasan kepada keluarganya justru tak tanggung – tanggung lagi, karena Hasan si tukang pencipta cekikian anak - anak ini harus mengirimkan kiriman melintasi pulau. “Anak sama istri di Jawa Timur dan saya sendiri ngekost disini,” tutur Hasan. Sehingga selama ini Hasan bekerja layaknya burung hantu, dimulai dari sore hari memindahkan odong – odong dari penginapan, sampai malam bekerja di pojokan ini, dan baru tidur di Pagi hari. “Ini semua demi si anak betah dan jauh tercukupi keperluan sama ibu nya dirumah,” papar Hasan. Kini, hanya layar handphone yang dapat meminimalisirkerinduan ini yaitu vidio call ditengah kehidupan para perantau ini. Dan itu pun hanya setengah pengobatan, belum penuh dan nanti malah di tengah maraknya penyakitan ini. “Sebenarnya ini biasa saja, mau bagaimana lagi,” tandas Hasan.
Kini, odong odong yang berada di pojok pasar kreneng ini selain menjadi tempat pembuktian keberanian, bukannya tempat penambah kerinduan. Tanah yang dipijak kali ini, semoga juga akan menjadi suatu pembuktian, dan pencapaian dari usaha dari gigih dan kerja keras. “Halo nak, bapak disini kerja odong odong juga buat kamu dan hati yang tak tahan rindu,” cakap Hasan dengan topi terbaliknya di kepala ketika diminta memberikan pesan kepada putrinya.