Tembus ke kalangan pelajar, insan Madyapadma siap terjun dalam dunia start up. Dituntut untuk berpikir visioner, tak sekadar ikuti ‘trend’
Usaha rintisan atau yang acap kali disebut start up tentu tak asing lagi di telinga kita. Kini, usaha rintisan tak hanya dilakoni oleh para pesohor negeri, namun juga merambat ke kalangan pelajar. Sebut saja Madyapadma sebagai salah satunya. Pada puncak Presslist Virtual 12, Kamis (30/12), tim Madyapadma akan meluncurkan inkubator usaha rintisan di bawah bimbingan I Wayan Ananta Wijaya dan Nyoman Gede Tryadhi Putra Setiawan selaku mentor.
Total, sebanyak sembilan start up telah dirancang. Lima di antaranya siap diluncurkan pada puncak Presslist Virtual 12. Kelima start up tersebut antara lain, (Arsipin Yuk; MataRa; Sweet Memories; Eksplorkuy; Maufilm). Sedangkan empat start up lainnya masih dalam tahap penyempurnaan. Membangun start up di era pandemi tentu tak semudah balikkan telapak tangan, para perintis dituntut untuk selalu berinovasi. Tidak hanya sekedar mengikuti ‘trend’ berujung start up yang dirintis akan terbengkalai seiring berjalannya waktu.
Ni Made Galuh Cakrawati Dharma Wijaya (16) selaku salah satu anggota inkubator usaha rintisan Madyapadma mengaku merasakan hal tersebut. Dengan banyaknya trend yang berkembang pada sektor usaha rintisan, bukan berarti kita harus mengikutinya, melainkan merintis usaha yang kelak akan berguna bagi masyarakat dan menjawab permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. “Jadi, menurutku semua ide yang ada saat ini lebih futuristic dan enggak sekedar apa yang hype di masa kini. Mungkin usaha-usaha yang kita buat sekarang tidak hanya untuk jangka waktu yang saat ini atau tahun depan, tapi jauh ke depan sampai belasan tahun lagi dan semua idenya menarik,” ungkap Galuh Cakrawati pada pesan suara via daring, Minggu (26/12).
Selaku Ketua Inkubator Usaha Rintisan Madyapdma, Ni Wayan Yunia Astiti Meranggi (15) menuturkan bahwa beberapa kendala sempat dialami dalam proses perancangan usaha, misalnya dalam hal komunikasi. Namun hal tersebut bukanlah suatu penghalang, melainkan dorongan bagi para tim untuk terus berusaha di tengah hiruk pikuknya pandemi. “Saat berdiskusi dengan anggota yang lain agak susah karena online. Jadi sedikit terbatas, waktu nya juga sedikit mepet jadi perlu ngebut untuk mengejar deadline,” ujarnya.
Tenggat waktu yang sudah di depan mata menjadi amunisi baru untuk tetap berjuang demi menyukseskan acara Presslist Virtual 12. Merealisasikan rancangan ide merupakan tahap selanjutnya yang akan dilakukan tim inkubator usaha rintisan. “Nantinya kita akan lanjut membuat prototype dan rencana tahap akhirnya akan membuat video peluncuran inkubator usaha rintisan Madyapadma,” tambah Yunia Astiti.
Peluncuran inkubator usaha rintisan menjadi awalan yang baru bagi Madyapadma. Tak hanya tentang membangun usaha, namun bagaimana cara kita berinovasi dan memberikan dampak positif di lingkungan sekitar. Galuh Cakrawati berharap, nantinya semua ide yang sudah dirancang akan bisa direalisasikan dan memiliki banyak konsumen “Aku berharap kita bisa meluncurkan start up-nya sebaik mungkin dan acaranya sukses.” (skr / cit)