Madyapdma Journalistic Park berhasil mencetak sejarah dengan membuat 21 buku dalam setahun yang nantinya akan launching saat Presslist virtual 11. Ini merupakan langkah besar yang diambil Madyapadma Journalistic Park.
Penerbitan 21 buku ini awalnya tercetus ketika sedang mengadakan rapat Presslist, salah satu pembina ekstra jurnalistik yaitu I Wayan Ananta Wijaya mengatakan bahwa Madyapadma Journalistic memiliki 21 bahan buku yang siap diterbitkan. Walaupun awalnya I Nyoman Lanang Putra Pandu (17) sebagai ketua desk buku, sedikit khawatir karena waktunya sudah mepet, tetapi akhirnya berani mengambil resiko. Hingga saat ini sudah terdapat 10 judul buku yang dicetak, satu judul belum dicetak, lima judul buku masih dalam tahap layout dan sisanya masih dalam tahap penulisan. Untuk penulisan bukunya sendiri sudah dimulai sebelum bulan November, sedangkan untuk proses layoutnya baru dimulai sejak bulan November. Selama pembuatan buku ini tentu ada kendala-kendala yang dihadapi, apalagi setiap orang khususnya penulis mempunyai kesibukan masing-masing, ditambah lagi kebanyakan penulis berasal dari kelas 12 dimana sedang semangat-semangatnya belajar untuk mengejar universitas favoritnya. “Tapi karena waktu udah mepet gini mau gimana lagi, ya pasti aku teror lah mereka satu-satu,” ujar Lanang saat diwawancarai via online oleh tim Madyapadma online pada Senin (21/12). Menurutnya dari segi layout juga kurang karena dari teman-teman Madyapadma Journalistic Park tidak banyak yang dapat membuat layout, sama dengan pembuatan cover dan ilustrasi. Jadi, mau tidak mau illustrator dan layouter memiliki pekerjaan yang menumpuk.
Kendala dalam proses pembuatan buku ini juga dialami oleh salah satu penulis dari Madyapadma Journalistik Park yaitu Yadnya Cakra Cyntia Dewi (17). “Sejauh ini kendalaku itu dalam mengatur waktunya sih, karena kan gak hanya nulis buku aja. Karena itulah mungkin kurang waktu buat mikir ide untuk ngelanjutin salah satu bukunya,” jelas Yadnya. Sudah 2 buku yang berhasil diselesaikan oleh Yadnya, diantaranya ada buku yang berjudul ‘Riset Unik Budaya Bali’ yang berisi 4 penelitian tentang Bali. Dan yang lainnya lagi penelitian berjudul ‘Pengaruh Gelang Tridatu Terhadap Detak Jantung’. Tetapi kebanyakan buku yang dibuat oleh Yadnya merupakan gabungan esai dari penulis-penulis lain juga.
Berbeda dengan Yadnya Cakra Cyntia Dewi, Ni Putu Gesika Hilliana Dewi (16) sebagai salah satu layouter dalam pembuatan buku ini mengatakan kendala yang dialami saat proses layout, salah satunya karena belum pernah layout buku, jadi sedikit kesulitan dalam memahami aplikasinya (indesign). Tetapi, karena kegigihannya untuk mau belajar sambil menonton tutorial di Youtube, akhirnya dia dapat menguasai dasar-dasarnya, walaupun membutuhkan waktu yang tidak singkat. Untuk saat ini Gesika sudah berhasil membuat tiga layout buku dan sekarang masih proses melayout buku yang keempat. “Lama proses layout sih biasanya dikasi deadline, kurang lebih 5 hari, tetapi kadang karena kumpul ditambah revisi itu biasanya jadi lebih 1-3 hari dari deadline yang ditentukan,” ujar Gesika. Walaupun sudah h-7 menuju Presslist virtual 11, Lanang selaku ketua bidang buku berharap agar 21 buku ini dapat diluncurkan saat Presslist Virtual 11 nanti. Ia juga tetap mementingkan kualitas bukunya dan bukan hanya kuantitas saja. Tak hanya itu, ia juga menambahkan pesannya untuk angkatan selanjutnya. “Pesanku untuk kedepannya, semoga angkatan selanjutnya lebih banyak yang minat membuat buku dengan buku yang lebih menarik,” ujar Lanang di akhir wawancara. (pn/mta)