“Hari esok adalah sketch book baru,” ujar pria berambut keriting itu. Urusan gambar? Dialah jagonya.
I Gusti Ngurah Kusadhara Prema Dyotavaro, adalah kartunis Madyapadma. Pria kelahiran 23 Februari 2000 ini mengaku gemar melukis sejak kecil. “Dulu waktu kecil, aku suka banget gambar di tembok, sampai-sampai tembok di rumahku yang lama itu penuh sama gambaranku,” terang Dyo sembari tertawa kecil menceritakan masa lalunya. Pria yang gemar makan telur seperempat matang ini belajar melukis secara otodidak. Spesialisnya, menggambar wajah.
Menginjak SMA, keahlian melukisnya semakin diuji. Bukan saja mendapat tugas untuk melukis karikatur, urusan mendesain poster dan cover buku pun ia garap. “Ya walaupun gak dibayar hehe,” tambahnya. Kini ia sedang disibukkan mendesain cover buku yang akan diluncurkan saat Presslist 7. Mendapat tugas itu, Dyo merasa dirinya lebih dipercaya. “Bagiku, laku enggaknya buku itu bergantung pada covernya juga. Jadi, aku merasa mempunyai tanggung jawab yang besar untuk keberhasilan buku ini”, tuturnya.
Hidup memang tak selamanya berjalan mulus. Tak jarang, Dyo juga mengalami penolakan. Dalam mendesain cover buku untuk Presslist 7 saja, desainya sudah ditolak dua kali. Padahal deadline yang ditentukan sudah semakin dekat. Selain penolakan, kritikan-kritikan tajam sudah biasa menjadi makananya. “Kritik itu wajar, kalaupun bisa dapet pujian tapi nggak ditauin siapa yang buat, ya ada kepuasan batin tersendiri,” tutur pria berkacamata ini.
Selain gemar melukis, pria penyuka warna putih ini juga ternyata gemar mendengarkan musik dangdut. “Musik dangdut dapat membangkitkan semangat,” celetuknya. ‘Sambalado’ adalah judul lagu dangdut favoritnya. Dalam mengerjakan cover buku tersebut, Dyo kerap mengalami krisis ide. Dan kalau sudah begitu, musik dangdutlah yang jadi pelariannya. “Kalo aku lagi nyanyi-nyanyi dangdut, berarti aku lagi stres,” jelasnya sambil meneguk minuman, saat diwawancarai pada Selasa (12/4) di SMAN 3 Denpasar.
“Gambar harus tenang, tapi pikiran harus menggebu-gebu. Sambil joget Sambalado asik juga,” ujar Dyo menasehati. Hidup Dyo Sambalado! (git/smy/nan).