Mentari mulai beranjak dari semadinya, begitu pula dengan alam yang ikut serta memalingkan diri dari terpaan kesedihan yang tak kunjung reda. Akankah ia kembali tersenyum? Adakah gebrakan baru dari setiap insan pada dirinya?
Kicauan burung mulai bersahutan, desiran angin terasa lebih kuat dari biasanya. Timbangan dan bahan tak terpakai mulai berhamburan disekeliling ruang yang menjadi tempat sekaligus saksi bisu suatu gebrakan. “Temen-temen, inget bersihin alat-alat penelitian yang sudah selesai digunakan ya,” kata-kata inilah yang terlontar manis dengan senyum menawan dari I Nyoman Aris Suardana, yang tak lain asing lagi di kalangan instansi pendidikan SMAN 3 Denpasar. Menjadi pusat perhatian, anak-anak muda yang tergabung dalam ekstra Madyapadma Journalistic Park ini pun tak pernah habisnya dalam berinovasi. “Selagi ada niat, kenapa tidak. Toh juga kita melakukan hal positif, sekalian menjajaki diri dengan pengalaman dan temuan,” ungkap aris saat ditemui disela waktu istirahatnya.
Di tempat yang berbeda, hal senada juga dipaparkan I Gusti Ngurah Bayu Darma Putra, “Sebenarnya, masalah lingkungan bisa atasin dengan sederhana aja misal kita meriset suatu hal. Apalagi riset (penelitian-red) tentang limbah sebenarnya banyak yang bisa kita optimalkan dari sampah, asal ada niat aja,” tutur pria yang pernah melakukan penelitian dengan membuat inovasi baru penyedap makanan alami pengganti MSG dari cangkang dan kulit udang ini. Menjadi seorang peneliti tak mesti membuat inovasi dengan teknologi canggih, meneliti limbah pun menjadi suatu hal yang menarik bila dilakoni dengan sungguh-sungguh. Pernyataan ini juga disampaikan Made Iwan Dewantama, selaku manager program Conservation International Indonesia “Mulai dari niat deh dulu, pasti akan banyak temuan dan inovasi baru. Apalagi kalau bahas limbah, kalau saja masyarakat disuruh mengelola sampah sendiri dalam setiap penghasilan yang mereka lakukan. Tentu saja mereka akan mengoptimalkan penggunaan sampah, mau tidak mau mereka pasti akan meriset juga,” terang pria dengan setelan kaos hitam dan celana jeansnya ini. Masalah lingkungan yang tak ada hentinya, bila tak ada tindakan dari kesadaran apa jadinya? Mungkin masyarakat akan tersadar bila telah mengalami dampak buruknya. Sekarang semua kembali kepada masyarakat, akan berpangku pada kenyataan yang buruk atau mulai menyadari dan bertindak dalam upaya pelestarian alam dan lingkungan. “Intinya masih ada asa, untuk masalah lingkungan bila setiap komponennya mau menyadari dan bertindak tanpa kicauan nada sumbang yang tak berarti,” tutup Iwan. (anj)