Cobalah untuk menggali potensi yang langka, dan lakukan dengan perasaan yang nyaman pasti akan menghantarkan pada keberhasilan”, kalimat itulah yang terlontar manis dengan guratan senyum tipis dari pria asal Singaraja ini.
Menjadi seseorang yang menekuni dunia industri musik, membuat Nyoman Doni Lesmana yang akrab disapa Doni, bergabung dalam band ternama asal Bali, Lolot band. Sejumlah prestasi berhasil dikantongi Lolot Band baik di daerah asal hingga tingkat nasional dalam penghargaan Music Awards SCTV 2005 pada kategori band hindi terfavorit. Dalam acara TV Swasta itu, Lolot Band mampu menyaingi Netral Band, Kla Project, dan, White Shoes yang didedikasi adalah band-band ternama tingkat nasional. Bagi Doni, mencapai kejayaan hingga saat ini, tentu bukan perkara mudah.
Usut punya usut, Doni kecil bukanlah penyuka musik sejak kecil. Akan tetapi, sang ayah berharap Doni menjadi seorang atlet, namun tak disangka ia gagal pada saat itu. Mengalami masa keterpurukan karena putus asa, dan merasa olahraga bukanlah dirinya, lalu ia bangkit. Merasa 'gerah' dengan keadaan itu Doni mulai beralih mengenal music. Bermula dari SMP, awal ia mengenal dan memainkan musik yang identik dengan 6 senarnya. Doni telah menyukai musik sejak lama, sedari saat ia duduk di bangku Sekolah Dasar, namun mulai menekuninya pada saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. “Awal main gitar saat SMP, dan karena banyak yang apresiasi dan sering kali menang dalam lomba jadi ngerasa Musik sudah menjadi passion yang harus ditekuni,” ujar pria yang menyukai warna biru ini , saat ditemui pada (09/01) di kediamannya di daerah jalan Akasia.
Doni adalah anak bungsu dari 2 bersaudara, pasangan Made Asmara dan Laksmi. Menjadi sosok Idola saat ini, tidak terlepas dari dukungan orang tuanya dan pesan yang selalu terngiang dalam benaknya adalah. “Jangan sampai salah pergaulan,” ungkapnya dengan nada tenang. Perjalanan karirnya merintis dalam dunia industri musik juga terkesan unik. Pasalnya, “Dulu itu ditawari Lanang, basisnya band Lolot dan sempat merasa ngejek nawarin ikut band lokal bali,” papar pria kelahiran Singaraja, 8 Juli 1977 ini. Namun, pada saat bertemu langsung pada Made Bawa ( Lolot) ia merasa nyaman dengan sosok Lolot yang ramah dan asik, dan musik yang dibawakannya pun asik untuk dibawakan, dan akhirnya memutuskan bergabung di dalam band tersebut.
Kini, menjadi seorang idola yang dikagumi oleh banyak orang, membuatnya masih berpegang teguh pada prinsip hidupnya. “Cobalah memulai dari hal terkecil dan terdekat, gali potensi yang langka dan jalani dengan rasa nyaman maka keberhasilan akan turut serta," ujar laki-laki dengan ciri khas berewokannya. Di akhir wawancara ia berpesan untuk para generasi muda penerus bangsa. “Jangan Mudah Putus Asa, dan lakukan untuk menjadi kebanggaan.” tutupnya. (anj)