Bekerja keraslah untuk menjadi baik, dan bekerjalah lebih keras agar menjadi yang terbaik. “Teater memang tak semudah dan tidak hanya seru-seruan jadi kau boleh mengeluh, tapi tetap jalani dan temukan keseruan itu sendiri di teater karena kebahagiaan di teater itu kamu yang menciptakannya sendiri. Semangat jangan mau kalah,” sedikit pesan dari Ipan (17) kepada para generasi muda yang baru menggeluti bidang seni peran.
Apakah teman-teman sekalian masih ingat mata pelajaran yang mengasah kemampuan kreativitas kita? Yup, tak lain dan tak bukan adalah mata pelajaran Seni. Mungkin banyak dari kita akan memilih mata pelajaran Seni ketimbang pelajaran Matematika. Benar atau Tidak? Beberapa orang lebih memilih mengeluarkan imajinasi dan kreativitasnya yang bebas daripada bergelut dengan ribuan banyak angka demi mencari X atau Y. Namun, terkadang mencari ide itu susah juga bukan?
Apakah kawan-kawan masih ingat mengenai seni peran? Selain seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni sastra yang pernah diajarkan di sekolah, mata pelajaran seni yang memiliki peminat cukup banyak daripada pelajaran seni lainnya adalah Seni Peran (Teater). Salah satu peminatnya yaitu Made Pandya Wisista (17) yang akrab disapa Ipan, unik bukan? Wajahnya tampan dan memancarkan aura tekad yang kuat. Terlihat sedikit galak namun aslinya adalah orang yang sangat jahil. “Pilihannya cuma dua, antara bisa karena terbiasa atau bisa karena terpaksa,” salah satu motivasi yang dipegang oleh laki-laki kelahiran 2006 ini. Setiap pengalaman membuatmu tumbuh. Lakukanlah. Tidak peduli bagaimana akhirnya, itu adalah sebuah pengalaman.
Selama duduk di bangku sekolah menengah atas, Ipan (17) melatih skill Seni Perannya dan memupuk berbagai prestasi dengan bergabung pada ekstrakurikuler, Teater Tiga. “Aku udah berkecimpung dari kelas 1 SD dengan bermula di seni sastra. Seni teater bagiku adalah bentuk seni pertunjukan yang menyampaikan cerita atau ekspresi, dan yang membuatku mendorong untuk menggeluti seni peran sendiri karena aku merasa di dunia peran aku bisa mengekspresikan diri ku sendiri. Bisa ngelatih mental dan memahami perasaan diri sendiri tapi selain itu aku juga sekarang menghasilkan uang dari kegiatan kegiatan teater,” tutur laki-laki berzodiak Taurus ini. Hanya itu? Tentu belum selesai.
Selama menggeluti kariernya dalam Seni Peran, Ipan (17) menggaet begitu banyak prestasi-prestasi membanggakan. “Yang paling berkesan di masa SMA ini, aku dapat best actor dan juara 1 umum di event Operet This Week 2022 yang diselenggarakan oleh kiniberseri (komunitas teater di Bali),” tegas laki-laki penyuka Babi Guling ini. Keuletannya dalam mengasah skill serta kecintaannya dalam bidang Seni Peran membuat dirinya diangkat sebagai ketua Teater Tiga periode tahun 2022/2023. “Sebenarnya saya bukanlah ketua yang bisa dengan baik mengatur maupun bertanggung jawab, tapi aku punya keinginan dan dulu selalu diremehkan. Karena tidak mungkin Ipan yang sembrono, bodoh dan nakal bisa memimpin Teater Tiga, jadi caraku adalah menyatukan persaudaraan kita di angkatan dulu lalu jika sudah saling percaya selebihnya tinggal aku berikan percayakan kepanitiaan kepada mereka tapi tetap aku awasi kinerja mereka di Teater,” ujar tekad kuat dari laki-laki dua bersaudara ini.
Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Pemimpin harus bisa mengatur, mengayomi, bertanggung jawab, dan mendukung dikala anggota merasa terpuruk atau kelelahan. Ada satu momen melelahkan dan unik yang dialami laki-laki penyuka minuman extra joss susu ini saat bertugas sebagai ketua Teater Tiga. Dulu Ipan (17) sempat berkeinginan keluar dari Teater Tiga karena saat ia menjabat, proyek kerja utama ia adalah membangkitkan kembali MAKRAMAT (Malam Kreativitas Anak Muda Tiga). Namun, karena satu dan lain hal, Ipan (17) terpaksa membuat event lanjutan MAKRAMAT dengan lomba-lomba sastra dan menjadi MAKRAMAT TRISMA 2023 (Gema Kreativitas Anak Muda Tiga). “Saat persiapan Makramat itu aku hanya semangat sendiri dan aku merasa tidak ada yang menemani persiapan Makramat. Karena sebenarnya aku tidak perlu di bantu, aku hanya perlu ditemani dan tapi akhirnya makramat sukses dan aku juga tidak jadi keluar dari teater tiga karena salah seorang perempuan yang membuatku tetap di Teater Tiga,” tutur cerita laki-laki kelahiran 24 April ini.
Baginya masih ada orang yang peduli dengan Teater Tiga saat itu. Kondisi dimana Teater Tiga angkatan 45 pecah. Ia sangat memaklumi hal tersebut karena setelah mereka mendapatkan evaluasi dari angkatan sebelumnya, membuat mereka jadi sedikit tidak akur dan tidak bisa memprioritaskan Teater Tiga. Dalam persatuan ada kekuatan. Mungkin mereka bisa dipisahkan dalam kepentingan atau terbagi dalam tujuan. Namun, mereka tetap berdiri bersama sampai akhir. “Kalau dulu aku dan teman-teman sangat semangat di teater dan setiap ada event di teater kita tidak peduli dengan acara sekolah maupun kegiatan di sekolah. Apapun yang kita lakukan hanya untuk teater tiga. Jadi aku selalu memprioritaskan teater tiga yaa tapi kalau ada kegiatan yang penting pasti aku akan menyampingkan teater juga, lihat kondisi saja,” ujar laki-laki yang lahir di kota Denpasar ini.
Tentu setiap awal perjalanan, pasti terdapat berbagai hambatan yang akan meruntuhkan perjalanan kita. Seperti yang dialami Ipan (17) dan kawan-kawan saat lomba OTW. Saat itu, Teater Tiga masih dipegang oleh kepengurusan angkatan 44. “Saat itu, kita seperti tidak didukung sekolah. Saat kita latihan, listrik di Gedung Workshop mati dan seakan-akan seperti mengusir kita secara halus. Walaupun demikian, untungnya di angkatan 45 saya bisa dengan baik berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan guru-guru dan staff sekolah sehingga kejadian tersebut aku berani jamin tidak akan terulang kembali. Selain itu, kendalanya juga aku egois dan selalu berantem dengan aktor-aktor lain hahaha…Tapi karena itu kita juga jadi memiliki semangat untuk berlomba-lomba menjadi yang terbaik,” ujarnya lagi.
Lalu, Bagaimana cara Ipan mengatur waktu di tengah persiapan lomba dan juga saat waktu belajar? Baginya, jika ia benar-benar ingin juara, ia selalu menyampingkan pelajaran. “Untungnya aku selalu di bantu teman-teman ku untuk menyelesaikan tugas tapi temanku juga ada yang tetap belajar meski sedang saat persiapan lomba,” ujarnya. “Jadi tergantung kalian saja jika memang memiliki niat pasti kalian bisa mengatur waktunya karena bagiku kegiatan kegiatan di sma memang banyak membuang waktu dan tenaga tapi itu akan menjadi cerita jika kamu puas dengan hasil dari proses yang kamu nikmati,” tambahnya dengan dewasa dan bijaksana.
VTidak ada rahasia untuk sukses. Sukses hanyalah hasil dari persiapan, percaya, kerja keras, ketekunan, kesabaran, dan belajar dari kegagalan. Ketika kita baru memulai hal yang baru. Kita harus mengerjakan nya dengan ulet dan penuh tanggung jawab. Selalu optimis dan percaya dengan hasil menjadi faktor dan kunci keberhasilan. Tentunya dibarengi dengan doa dan rangkulan kebersamaan dari anggota tim. “Teater memang tak semudah dan tidak hanya seru-seruan jadi kau boleh mengeluh, tapi tetap jalani dan temukan keseruan itu sendiri di teater karena kebahagiaan di teater itu kamu yang menciptakannya sendiri. Semangat jangan mau kalah,” sedikit pesan dari Ipan (17) kepada para generasi muda yang baru menggeluti bidang seni peran. (dcl)