Cahaya warna lampu silih berganti menyelimuti ruangan, lantunan harmoni etnik Bali tertata dengan rapi, sedang terjadi apa ya?
Dari sebelah ujung kiri ke kanan hingga tua muda, tampak memenuhi tempat duduk yang telah tersedia. Menanti sesuatu dengan harap pada panggung yang tengah disoroti cahaya lampu. Dua insan seni yang memadukan kreatifitas dan terobosan baru menciptakan suatu pagelaran gamelan kontemporer yang sangat apik, dengan mengusung tema Warna Tujuh. Komunitas Seni Gamelan Pesel Denpasar yang berkolaborasi dengan Sanggar Taksu Agung sukses membuat penonton berdecak kagum, pasalnya lantunan yang dibawakan dari setiap elemen suara yang menggunakan alat khas kebudayaan Bali ini menjadi satu padu yang harmoni. Hal ini juga dirasakan I Made Mahottama Warmasuta (16) yang mengungkapkan bahwa suasana baru yang ditampilkan dari pihak Denpasar dan Badung dalam kolaborasi ini sangat memukau. “Mereka berkolaborasi dengan menggabungkan beberapa konsep kesenian berupa kontemporer, ya itu termasuk hal yang baru,” tangkas pria bertubuh jangkung tersebut.
Hal serupa juga diungkapkan I Wayan Srutha Wiguna (18), selaku penabuh, dirinya merasa sangat senang sekaligus bangga karena mendapat kesempatan untuk tampil kembali pada ajang besar yakni Nawanatya. Tak jauh berbeda dari Srutha dan Mahottama, I Wayan Ari Wirawan dari komunitas seni Gamelan Pesel Denpasar dan Putu Diodore Adibawa dari Sanggar Taksu Agung Badung selaku komposer dari garapan seni gamelan kontemporer ini menuturkan bahwa terobosan baru yang diciptakan oleh mereka berdua bermula dari ide yang datang dari hasil makan bersama hingga menciptakan sesuatu karya seni yang memilki keindahan luar biasa. Terinspirasi dari tujuh warna indah yang diberikan pelangi maka lahirlah karya seni gamelan kontemporer tujuh warna. “Disana berawal dari pelangi dan warna pelangi memang indah lalu dari situ kita memilki konsep yaitu tujuh warna pelangi tersebut,” papar Diodore dengan lugas.
Penampilan yang memukau penonton dari awal hingga akhir ini diluar dari ekspetasi mereka. “Melihat penampilan yang tadi itu sangat diluar dari yang diperkirakan, bisa melebihi dugaan kita,” tutur Ari dengan ekspresi tidak percaya. Paduan yang sempurna, mungkin kalimat ini yang mampu mengekspresikan tampilan seni gamelan kontemporer kali ini. Lantunan gamelan yang khas memberikan semangat baru untuk memulai kembali kehidupan di hari senin. Di selang wawancara dua komposer ini berharap agar kedepannya Nawanatya bisa berjalan lagi sebagai wadah untuk seniman muda berekspresi. “Agar acara seperti ini tetap diselenggarakan sebagai wadah seniman muda untuk berkarya dan berekspresi, ” tutupnya. (Tim MP)