“Peran kita sebagai adalah mengarahkan potensinya”, ucap Ida Ayu Nyoman Vidyawati, S.Psi (42).
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah semacam gangguan pada mental yang menyebabkan anak tidak bisa diam, tidak bisa konsentrasi terhadap suatu hal, dan sangat emosional. “Biasanya anak ADHD itu sering dicap sebagai anak nakal dan anak bodoh, karena memang tidak bisa diam dan tidak bisa memperhatikan penjelasan guru” ujar Dr. Wulan Ni Made Swasti Wulanyani, S.Psi., M.Erg.Psi (43).
Menurut data Asosiasi Jiwa Anak dan Remaja Indonesia, jumlah anak penderita ADHD di Indonesia berjumlah 3%-7% dari seluruh anak Indonesia yang bersekolah. “ADHD disebabkan oleh kelainan genetik. Jadi, bila orang tuanya dulu mengidap ADHD, kemungkinan akan menurun ke anaknya,” aku Vidyawati, ketika diwawancarai di klinik psikologisnya, pada Oktober 2015 lalu.
Sayang, tak selamanya anak dengan ADHD mendapat perlakuan yang ‘layak’, bahkan dari kalangan orang tuanya sendiri. “Sebelum diterapi, orang tua biasanya kesal dan bingung saat menghadapi perilaku anaknya, bahkan sampai diomelin. Tapi ya orang tua harus belajar, bahwa sebenarnya anaknya tidak nakal”. Vidyawati mengatakan peran kita sebagai orang-orang terdekatnya, adalah mengarahkan potensinya. Melalui proses terapi, anak penderita ADHD akan dapat ‘memperbaiki’ dirinya sendiri.
“Pengobatan anak ADHD bertujuan untuk mengontrol perilakunya,”papar Doktor Wulan. Upaya kontrol yang dilakukan bisa berupa pemberian obat-obatan sesuai arahan dokter, dan juga terapi perilaku untuk membantu membiasakan sang anak berperilaku wajar di lingkungannya.
Deteksi dini sebagai upaya proteksi bila anak mengidap ADHD perlu dilakukan. Vidyawati mengungkapkan sebenarnya sejak umur 2 tahun ke atas, gejala ADHD ini sudah bisa dideteksi. “Intinya orang tua harus mengerti terhadap kondisi anak. Bila sejak kecil sudah mengalami kelainan, segera lakukan konsultasi kepada dokter untuk menentukan penanganan yang tepat”, tutur Wulan dengan lugas. Seharusnya, anak dengan ADHD mendapat perlakuan yang layak, sama seperti anak-anak lainnya karena mereka adalah anugerah kasih sayang Tuhan kepada para orang tua. (smy)