Dihantam Pandemi, para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) diminta untuk beradaptasi dan mencari strategi UMKM Untuk Tingkatkan Kembali Penjualan. Salah satu strategi itu tentu saja dengan digitalisasi UMKM
Keberadaan Covid-19 di Indonesia hampir setahun lamanya. Semua sektor kehidupan seakan di buat kacau dan tak terkendali. Sektor pendidikan, kesehatan bahkan Ekonomi pun terkena dampaknya. Di semua sektor ekonomi mulai dari ekonomi global dan domestik sepeti para pelaku Usaha Mikro Menengah (UMKM) turut di buat kelimpungan akan hal ini. Lantas bagaimana para UMKM menyiasati dampak pandemi Covid-19 pada usaha mereka ?
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) telah mencatat bahwa pada tahun 2018, jumlah UMKM di Indonesia adalah sekitar 64.194.057 unit usaha , dengan daya serapnya sebanyak 116.978.631 total angkatan kerja. Angka ini setara dengan 99% dari total unit usaha yang ada di Indonesia, dengan persentase serapan tenaga kerja di sektor ekonomi setara dengan 97%. Sementara 3 persen sisanya dibagi-bagi pada sektor industri besar.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), juga telah melaporkan bahwa sebanyak 56% UMKM mengaku telah mengalami penurunan pada hasil omzet penjualan akibat pandemi Covid-19, 22% lainnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan pembiayaan ataupun kredit, 15% mengalami permasalahan dalam distribusi barang, dan 4% sisanya melaporkan kesulitan mendapatkan bahan baku mentah.
Hal ini tentunya menjadi tantangan yang sangat besar bagi pelaku UMKM untuk dapat bertahan hidup. Para UMKM perlahan mulai beranjak dari usaha yang dilakukan secara konvensional menjadi go digital. Ini sesuai dengan era pandemi Covid-19 saat ini yaitu “Digitalisasi UMKM”, bisa dikatakan ekspansi yang menjadi solusi untuk tetap mempertahankan jalannya usaha UMKM.
banyak pelaku UMKM di tanah air yang mulai berkenalan lebih dekat dengan platform digital. Sebab hanya mereka yang terhubung dengan dunia digital yang akan bertahan dan mampu beradaptasi di tengah pandemi. Maka mau tidak mau, suka tidak suka, pelaku UMKM dituntut untuk menguasai keterampilan bisnis dalam dunia digital. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pun mengingatkan ancaman dan potensi yang mungkin terjadi pascapandemi. Dimana resesi akan mendorong jumlah pengangguran yang meningkat. Oleh karena itu, berwirausaha akan menjadi pilihan yang paling rasional namun dengan tetap mempertimbangkan akses yang baik ke platform digital.
Banyak strategi pengembangan digitalisasi UMKM yang dapat dilakukan untuk mendukung perkembangan UMKM di Indonesia . Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menegasakan strategi pengembangan digitalisasi UMKM, yakni meningkatkan SDM dengan mempersiapkan pelaku UMKM agar kapasitasnya bisa meningkat, mengintervensi perbaikan proses bisnis, membantu perluasan akses pasar, mengglorifikasi pahlawan lokal pelaku UMKM. strategi yang digunakan untuk membantu pelaku UMKM merumuskan digitalisasi terhadap UMKM.Digitalisasi UMKM telah menjadi sesuatu hal yang sudah tidak dapat dielakkan lagi sekaligus menjadi salah satu solusi bagi para pelaku UMKM yang jumlahnya sangat besar di Indonesia. (dp)