"Juara 1 Sur!!" pekik Vira dengan muka yang masih melongo, tak percaya. Sempat dibabat habis oleh juri di perlombaan sebelumnya, tak lekas membuatnya putus asa.
Figur siswa berprestasi memang terlihat dalam dirinya. Tak pernah lelah untuk terus mencoba meski sering kali menerima pahitnya kekalahan. Ialah Vira Niyatasya Shiva Duarsa. Siswi kelas XI Mipa 7 SMAN 3 Denpasar. Sejak duduk di sekolah dasar,Vira, panggilan akrabnya, sudah sering mencicipi rasanya berkompetisi. Tak tanggung tanggung, lomba dari berbagai bidang ia ikuti.
"Waktu sd aku ikut karate karena pulang cepet. Ikut paduan suara, ikut modeling, modern dance sama ikut ekstra mengarang. Smp ikut kir sama paskibra. Sma ikut madyapadmaaa ayeyyyyyy." Namun demikian, semua itu bukan sekedar coba-coba. Beberapa kali juara satu dalam lomba bahasa inggris ketika SD pernah ia raih.
Ada satu pengalaman unik yang luar biasa saat Vira duduk di bangku SMP. Ketika itu, gadis asal Kabupaten Tabanan ini mengikuti 2 lomba sekaligus. Lomba paskibraka dan lomba penelitian. Tak disangkanya sama sekali, ia lolos dalam lomba penelitian, yang jangka waktunya sangat mepet dengan lomba yang satunya. "Waktu itu aku sempet dipanggil sama pembina KIR ke suatu ruangan. Disana juga ada pembina paskibku. Aku disuruh milih salah satu. Aku bingung. Aku gamau ngorbanin salah satu. Akhirnya, aku nangis.. ahahaha dasar cengeng," tutur Vira dengan suara cerianya yang khas. Vira menerobos kedua kompetensi tersebut. Dengan kerja ekstra, bolak balik dari latihan paskibraka di GOR ke persiapan penelitian di Hotel ia lalui pagi-siang. "Waktu final, abis latian di GOR mamaku langsung jemput. Di sepanjang jalan, aku nyanyi-nyanyi lagunya Taylor Swift karena udah gabisa berfikir. Sampe hotel, ganti baju, langsung ke tempat presentasi dengan nafas masih ngos-ngosan."
Hasil memang tidak akan pernah mengkhianati proses. Meskipun belum beruntung dalam lomba penelitian, tim paskibraka Vira berhasil meraih juara 1. Bahkan di hari yang sama, gadis kelahiran 18 Agustus 16 tahun yang lalu ini, menerima kabar bahwa ia meraih juara 1 dalam lomba menulis essay. Dan ketika SMA, "Yaampun for the first time in forever, aku sama Surya lomba keluar Bali," ungkapnya lewat pesan suara dengan pekik kegirangan. Pertengaham bulan September ini, ia, bersama rekannya, Surya, lolos dalam lomba karya ilmiah tingkat nasional, Canisius College Science Competition 2016. Dengan judul penelitianya, Pemetaan Tingkat Polusi Cahaya di Kota Denpasar Berdasarkan Kenampakan Bintang Menggunakan Kamera DSLR, mereka bahkan berhasil meraih juara satu.
Segala bintang yang pernah ia raih tak kan pernah ada tanpa dukungan dari orang tuanya. Sampat ini, papa Vira yang merupakan seorang arsitek, dan mamanya yang merupakan seorang dosen, pasti mendukung segala kegiatannya. "Terimakasih sudah percaya sama anak nakal ini. Pasti. Vira bakalan buat mama sama papa bangga." (nan)