"Kring..kring." bunyi bel sepeda itu kian menyeruak. Mengisyaratkan kendaraan roda empat di depannya untuk memberi jalan.Lalu,sebanyak dua puluh lima orang peseda itu melaju perlahan, membentuk satu baris lurus menyusuri pinggiran jalan raya itu.
Jumat (12/01), menjelang pukul 08.00 WITA para pesepeda mulai bersiap. Puluhan sepeda mulai digiring, pertanda ekspedisi hari kedua akan segera dimulai. Cuaca tampak mendukung, tak seperti kemarin ; terguyur hujan. "Semoga dihari kedua semua lebih dilancarkan, ya agar semua tim bisa mengerjakan tugasnya tanpa terkendala," Ujar I Nyoman Tri Sendyana (16), selaku Pemimpin Umum Madyapadma. Harapan Tri Sendyana untuk hari kedua ekspedisi ini, bukannya tak beralasan. Pemimpin umum Madyapadma sekaligus tim jelajah peseda ini mengaku bahwa ia sempat mengalami 'cekcok' akibat koordinasi yang kurang baik. "Gara-gara kemarin hujan ditambah transportasi belum beres, aku jadi gak tenang dan malah emosian dengan yang lain," kenang pria yang akrab disapa Atik ini.
Utari Mustika (17) pun menampik tanggapan Atik. "Iya, gara-gara kurang persiapan dan koordinasi semua jadi tegang dan malah adu mulut sama si Atik," ungkap Ketua Ekspedisi Madyapadma 2018 ini. Tetapi, "Semua dapat terselesaikan karena antar tim bekerjasama dengan baik," tambahnya.
Namun, kini hari pertama telah berlalu, catatan ekspedisi hari kedua akan segera dimulai. "Kemarin medannya masih landai dan jaraknya 22,3 km tergolong pendek sih jadi gak terlalu capek. Tapi sekarang jarak cukup panjang sekitar 60,3 km yaa perlu kondisi ekstra pastinya," kata Tito Indra (17) salah satu tim sepeda. Tito pun menambahkan bahwa memang benar jarak tempuh hari ini cukup jauh, tetapi bukan saatnya untuk menyerah. "Ini baru hari kedua masak udah KO, malu dong! harus tetap semangat pastinya," ucapnya menggebu.
Sementara itu, tim sepeda telah meluncur bersepeda dari Seririt menuju pemberhentian selanjutnya yakni Gondol Bay, Pura Pulaki, Pantai Banyuwedang, Pantai Karang Sewu hingga berakhir di TNBB (Taman Nasional Bali Barat). "Memang ribet sih mengelolanya tapi menyenangkan juga serasa liburan," celetuk Utari sembari tersenyumkecil. Tri Sendyana pun berucap sama, "Toh akhirnya kita semua senang-senang," ujarnya bersemangat (non)