“1 2 3 lompatt,” seru gadis yang berbaju merah itu menyemangati dirinya sendiri. Pemandangan berbeda terlihat di utara lapangan Gor Lilabuana, pasalnya beberapa pemuda terlihat sibuk dengan urusannya sendiri. Hangatnya sinar mentari sore menyambut semangat mereka yang ingin berlatih fisik. Keringat pun tak bisa dihindari dari kening mereka ketika waktu sudah dimulai.
Ya, Senin (08/01) adalah H-3 diadakannya latihan fisik untuk para pesepeda dalam ekspedisi menelusuri Bali bagian barat 2018. Latihan kali ini berada di utara lapangan Gor Lilabuana. Sebelum terjun langsung dalam perjalanan para pesepada harus memiliki stamina yang fit. menurut Ida Bagus Made Satya Dharma Yuda selaku guru olahraga.“Beberapa minggu sebelumnya kita melakukan latihan fisik untuk menjaga stamina para pesepeda agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan,” ungkapnya. Selaras dengannya latihan fisik sangat penting dilakukan sebelum melakukan perjalanan panjang hal ini diakui oleh I Nyoman Tri Sendyana selaku pemimpin umum Madyapadma. “Mengingat kalau kita menempuh perjalanan panjang, olahraga sangat penting bagi mereka agar perjalanan mereka lancar sampai tempat tujuan,” tutur yang akrab disapa Atik ini.
Disatu sisi, Atik mengaku bahwa banyak kendala yang dialami tim dalam mempersiapkan kegiatan sepeda dengan jarak tempuh 272 km ini. “Segala kegiatan pasti memiliki kendala seperti pada dana yakni persiapan transportasi, logistik, kesehatan dan lainnya,” ungkap pria kelahiran 26 April 2001 ini.
Widya Apsari selaku tim logistik mengungkapkan bahwa tempat membeli makanan nanti menjadi kendala yang besar. “ Karena tidak mungkin kita membawa makanan dari rumah soalnya akan basi jadinya nanti akan mencari tempat untuk membeli makanan,” tutur gadis berambut ikal ini. Senada dengannya untuk menyiapkan ha-hal teknis seperti peralatan sepeda juga susah untuk dicari. “Kita ini masih mencari tempat penyewaan helm untuk pesepeda dan juga kuncinya,” ungkap Cok Wulandari selaku wakil ketua Madyapadma. Selain itu pada tim kesehatan juga mengalami kendala yaitu ketika persediaan obat yang tidak cukup. Hal tersebut diakui oleh Anandha Swari, salah satu tim kesehatan. “Aku baru pertama kali mengikuti ekspedisi ini jadinya agak khawatir kalau obat habis dan disana tidak ada apotek atau klinik terdekat,” akunya. Gadis bertubuh bongsor ini juga mengharapkan jika nanti perjalanan berjalan lancar dari persiapan hingga akhir pulang. “Untuk yang latihan fisik tetap semangat karena itu untuk kepentingan kalian dan tidak ada yang menghianati usaha sebab semua butuh perjuangan,” tutup gadis itu dengan senyum. (sa/das)