Perombakan, satu kata yang dapat menggambarkan dengan jelas sistem pendidikan Indonesia. Sekali lagi sistem pembelajaran konvensional terusik kembali, tetapi tak selamanya pelajar berkata 'tidak' untuk kebijakan yang satu ini.
Pemerintah Provinsi Bali merombak sistem pembelajaran pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi pembelajaran berbasis elektronik atau kerap disebut sebagai pembelajaran e-learning. Di era modern seperti sekarang ini, kualitas pendidikan juga senantiasa ditingkatkan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Kini sistem pembelajaran menjadi lebih mudah dengan adanya aplikasi pembelajaran melalui aplikasi yang sudah mengintegrasi internet di dalam fiturnya.
Sistem pembelajaran e-learning tidak hanya menggunakan laptop saja, aplikasi pendukung sistem pembelajaran ini juga dapat diunduh melalui ponsel cerdas milik siswa atau guru. Bahan ajar seperti materi dan latihan soal yang sudah disediakan guru dikemas dalam laptop maupun ponsel canggih zaman sekarang. Siswa dan guru tak perlu membawa buku yang cara pembawaannya kurang praktis akibat ketebalan dan ukurannya yang cukup besar.
Materi dan latihan soal yang sudah ada pada aplikasi tersebut dapat dibaca dan dikerjakan dimanapun dan kapanpun. Siswa hanya perlu men’klik’ unduh pada laptop dan dapat memulai pembelajaran tanpa harus repot-repot menyiapkan alat-alat tulis dan berbagai macam buku yang harus ditumpuk-tumpuk. Jika penggunaan laptop dinilai kurang efisien untuk dibawa kemana saja, siswa dan guru dapat memanfaatkan ponsel cerdas mereka yang didesain sesuai dengan ukuran genggaman tangan.
Selain itu, kebijakan ini dapat meminimalkan tingkat konsumsi kertas di wilayah Bali. Pengonsumsian kertas sebagai sarana pembelajaran masih tergolong tinggi karena kertas merupakan bahan utama untuk memproduksi sebuah buku. Jika sistem pembelajaran masih menggunakan sistem pembelajaran konvensional, buku sudah otomatis menjadi fasilitas utama untuk mendukung proses pembelajaran. Sedangkan dengan sistem e-learning, hanya bermodalkan dengan alat elektronik yang dapat terkoneksi dengan jaringan internet, kita dapat meminimalkan penggunaan kertas yang menggunakan pohon sebagai bahan dasarnya. Setidaknya dengan adanya metode ini dapat menjadi langkah awal untuk menyusutkan pencemaran lingkungan.
Keberadaan teknologi canggih sudah memanjakan masyarakat zaman sekarang. Terlebih lagi dengan sistem yang tergolong efisien, masyarakat sudah terlenan di dalamnya. Otomatis masyarakat lebih memilih proses yang lebih efisien. Tentu saja alasannya sangat jelas mengapa sistem pembelajaran dirombak menjadi sistem pembelajaran e-learning. Apalagi proses pembelajaran merupakan kegiatan yang paling banyak dihabiskan sepanjang hidup manusia. (gau)