"Ekspektasinya sih iya, tapi kondisi gak memungkinkan," kalimat itu meluncur dari bibir I Wayan Bagus Perana Sanjaya, saat menggambarkan bisnis kecil yang kini ia jalani.
Keinginan tak selalu berjalan sesuai harapan dan hanya ekpektasi belaka jika gagal diwujudkan. Bukan gagal tetapi tersandung, begitulah yang dialami remaja yang kerap disapa Bagus ini.
Berawal dari EXPO (Pameran Kewirausahaan -red) yang terselenggara di sekolahnya, pria penyuka sepak bola ini berhasil membuat olahan kreatif berupa VCO (Virgin Coconut Oil -red) bersama rekan kelompoknya. "Idenya dari pembina sih. Dan akhirnya kami memutuskan buat VCO, sejenis olahan minyak kelapa," urai alumnus SMPN 3 Denpasar ini. Alhasil berkat si buah kelapa, cowok berzodiak aries ini berhasil merintis bisnis kecil yang menjanjikan diusia 17 tahun. Bahkan hingga mengikuti perlombaan Fiksi (Lomba kewirausahaan -red) di Kemendikbud.
"Lengis Melah" begitulah produk andalan kelompok Bagus. Meski terkesan sederhana dari olahan tradisional, tak banyak yang tahu sejuta cerita ada disana. "Kalau mau gampang tinggal beli aja yang udah jadi, tapi aku ngolah dari awal produknya. Karena yang terpenting bukan hasilnya tapi proses kita menjalani usahanya," kenang cowok kelahiran Denpasar, 20 April 2000.
Bagus bersama rekannya mengaku harus banting tulang untuk membuat sebotol lengis melah saja. Terjaga hingga malam untuk menunggu rebusan santan sudah biasa dilakoni kelompoknya. Bahkan ia mengaku, hingga membuat shif jaga sehingga anggota yang lain tak kelelahan. "Beratnya itu pas jualan. Terkadang kita harus langsung nyari konsumen ke lapangan, harus bisa rayu konsumen lah intinya," curhat anak pertama dari dua bersaudara ini. Promosi pun ia galakkan melalui media sosial. Namun, nasib berkata lain ternyata tidak seefisien yang mereka kira. Berangkat dari sana, Bagus bersama rekannya terjun langsung ke lapangan. Terik matahari pun telah dirasakan demi terjualnya botol-botol itu.
Benar kata orang, menghasilkan pundi-pundi rupiah bukan perkara mudah. Dengan untung tak seberapa, tetapi semangat cowok kelas 12 ini tak pernah surut. Berjuang demi mengejar target, dengan berbekal semangat dan kerjasama tim. Akan tetapi, bisnis kecilnya harus tersandung ketika kesibukan sebagai pelajar diutamakan, apalagi ini tahun terakhirnya di SMA. Hal ini membuat bagus bimbang, harus melanjutkan atau berhenti disini saja? Tetapi satu keyakinannya, "Sekarang harus fokus ujian dulu, kayaknya lengis melah harus istirahat sejenak," tuturnya siswa jurusan IPS ini. Namun, impiannya tak ketus sampai disana, "Kedepannya semoga usaha ini bisa dilanjutkan bukan sekadar ide massif, tapi menjadi produk komersil yang laku keras di pasaran," harapnya sembari tersenyum. (non)