Judul Film : Spotlight
Genre : Non Fiksi, Drama Biografi
Sutradara : Tom McCharty
Pemain : Mark Ruffalo (Michael Revendes), Michael Keaton (Walter "Robby" Robinson), Rachel McAdams (Sacha Pfeiffer), Liev Schreiber (Marty Baron), Brian d'Arcy James (Matt Carroll)
Produksi : Open Road Films
Durasi : 129 Menit
Rilis : 20 November 2015
Ketika isu hoax (berita bohong) produk dari media massa masa kini tengah hangat diperbincangkan oleh masyarakat, satu sajian menarik mengenai sudut pandang berbeda dari ‘pers’ itu sendiri justru hadir. Film bertajuk “Spotlight” produksi Open Road Films yang rilis pada 20 November 2015 hadir menyapa setiap penggemar film non-fiksi. Diangkat dari kisah nyata, film ini menceritakan perjuangan jurnalis tim Spotlight dari media The Boston Globe yang berusaha keras mengungkap kasus pelecehan seksual terhadap ribuan anak di Boston yang gempar pada tahun 2002 silam.
Kasus yang dihadapi tim Spotlight sangatlah kompleks, sebab pengungkapannya sangat sulit dilakukan. Pihak gereja ternyata bersekongkol dengan para pengacara untuk menutup semua kasus. Juga para korban yang tidak berani memberikan pengakuan. Didukung dengan sajian backsound yang menarik, mampu membangun susasana mendalam dan menggiring rasa ingin tahu untuk menebak ending cerita. Jokes yang dihadirkan pun cukup menghibur dan mengurangi kesan berat dari film. Dari segi sinematografi, tanpa memerlukan teknik visual yang berlebihan, film ini mampu menampilkan sistem kerja pers yang berat. Diperkuat dengan totalitas akting Mark Rufallo, dkk membawa penonton seakan dihadapkan pada posisi yang dialami tim Spotlight; terdesak tetapi tetap harus ‘berkepala dingin’. Namun sayangnya, di saat yang bersamaan alur film ini juga akan sulit dipahami bagi penonton yang awam dengan dunia jurnalistik, sebab segala adegan yang disajikan bermuatan tentang proses jurnalistik.
Berbicara mengenai kualitas film, “Spotlight” jelas tetap mendapat acungan jempol dengan diraihnya 6 (enam) nominasi Oscar 2016. Tidak hanya itu, film ini telah membuka wawasan masyarakat bahwa tak selamanya insan media selalu menghumbar hoax di mana-mana. Terlebih daripada itu, karya jurnalistik besar tentu lahir dari proses yang tidak mudah. Pun “Spotlight” dapat jadi teladan bagi media massa masa kini untuk selalu mengutamakan ‘proses’ daripada ‘hasil’ dalam mengungkap suatu kasus. Sebab menebar kontroversi takkan memberi kesuksesan abadi bagi seorang jurnalis. (smy)