Sederet buku yang berhasil diterbitkan Madyapadma Journalistic Park, tak membuat mereka puas dengan pencapaian tersebut. Terus menggali kekurangan dan berusaha perbaiki buku-bukunya. Ya, Bedah buku kembali menjadi tujuan mereka kali ini (10/7).
Meski pil pahit kerap kali tertelan selama proses pembuatan buku, hal tersebut seolah tak cukup membuat remaja yang berada di bawah naungan Madyapadma Journalistic Park gentar. Semangat dan hasrat dalam menerbitkan buku terus berkobar dalam diri mereka. Tahun berganti tahun, remaja berseragam putih abu itu selalu berusaha berikan yang terbaik, perbaiki kekurangan yang tak sengaja dilakukan pada tahun sebelumnya. Terus melangkah maju ikuti roda perkembangan zaman. Memotivasi diri mereka untuk menambah “warna” di bidang buku Madyapadma.
Kegiatan bedah buku juga menjadi langkah Madyapadma untuk kepakkan sayapnya lebih lebar. Kata bedah buku mungkin masih terdengar asing di telinga sebagian besar masyarakat. Ditambah lagi masyarakat terutama para remaja memilih jalan yang lebih praktis untuk membaca buku yakni dengan membaca melalui e-book (buku elektronik). Tentu hal ini berbanding terbalik dengan Madyapadma Journalistic Park, sebagai ekstrakurikuler yang bergerak dibidang jurnalistik, bedah buku bukan lagi hal yang asing bagi mereka. “Bedah buku di mata anak-anak Madyapadma itu sangatlah penting. Karena MP sendiri kan rutin bikin buku terus diperlukan evaluasi. Kita juga perlu tau apa kekurangan buku kita. Agar nantinya kita bisa memperbaiki buku kita terutama kualitasnya,” ungkap Mutiara Diva Ramadhani (16) ketua bidang buku Madyapadma Journalistic Park. Gadis berambut panjang itu juga mengungkapkan bahwa bedah buku juga dapat menjadi pacuan untuk dapat menerbitkan buku yang lebih baik lagi kedepannya. Selain miliki banyak manfaat bagi sang penulis, bedah buku juga memiliki sederet manfaat bagi masyarakat sekitar. “Bedah buku ini juga bisa menumbuhkan minat baca masyarakat,” aku I Nyoman Lanang Putra Pandu (16) koordinator bidang buku. Yang akrab disapa Lanang ini juga menjelaskan bahwa memproduksi dan menyiapkan buku tentu belum cukup untuk menarik minat baca masyarakat. Menurut laki-laki bertubuh kurus ini bedah buku dapat menarik minat masyarakat untuk berdiskusi bersama-sama mengenai buku. Membahas berbagai kekurangan serta kelebihan yang ada dalam sebuah buku.
Dua tahun silam Madyapadma pernah mengadakan acara bedah buku. Pada rangkaian acara bedah buku dua tahun silam menjadi rangkaian acara Presslist 8 diangkatan 39, namun kini Madyapadma angkatan 41 menghadirkan bedah buku dengan konsep yang berbeda. “Bedah buku yang sekarang bukan menjadi bagian dari Presslist 10. Bedah buku tahun ini akan menjadi bagian dari Festival Buku Kota Denpasar. Dimana di dalamnya anggota Madyapadma Journalistic Park lah yang menjadi panitia penyelenggara,” jelas Mutiara saat ditemui di SMAN 3 Denpasar. Tentu bukan tanpa alasan acara bedah buku ini dimasukkan dalam rangkaian Festival Buku Kota Denpasar. Melalui bedah buku inilah diharapkan kedepannya dapat tercipta iklim perbukuan yang baik di Kota Denpasar. (dyt/ade)